Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Syahrial, S.T

Rasulullah Teladan Para Guru (Bagian Pertama : Keutamaan Rasulullah sebagai Guru)

Guru Menulis | Sunday, 07 Nov 2021, 07:41 WIB

Sekarang kita sudah berada di bulan November, ini berarti tidak lama lagi kita akan memperingati hari guru nasional, tepatnya pada tanggal 25 November setiap tahunnya. Secara umum kata guru bermakna pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Kata guru sudah dikenal sejak masuknya agama Hindu ke Nusantara sekitar abad ke-4. Dalam agama Hindu, guru merupakan simbol bagi suatu tempat suci yang berisi ilmu dan juga pembagi ilmu. Seorang guru adalah pemandu spiritual atau kejiwaan murid-muridnya. Begitu pula dalam agama Buddha, guru adalah orang yang memandu muridnya dalam jalan menuju kebenaran. Para murid memandang gurunya sebagai jelmaan Buddha.

Kata guru juga kerap dihubungkan dengan akronim digugu dan ditiru. Digugu yang mengandung arti bahwa, seorang guru harus bisa untuk mempertanggungjawabkan setiap perkataan ataupun ucapannya dan ditiru yang mengandung arti bahwa tingkah laku maupun perbuatan yang dilakukan seorang guru adalah sebagai contoh. Jadi seorang guru adalah teladan bagi siswa-siswinya. Guru menjadi seseorang yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh tentang perbuatan, kelakuan, sifat, dan sebagainya.

Dalam ajaran Islam, Al Qur’an telah menetapkan bahwa Rasulullah adalah seorang guru bagi seluruh manusia. Allah mengutus beliau sebagai pengajar dan pendidik yang agung, tidak ada guru yang lebih mulia daripada beliau. Sejarah telah membuktikannya, dari pengajaran yang telah Rasulullah lakukan, berhasil melahirkan generasi terbaik sepanjang masa yaitu para sahabat. Belum pernah ada, dan tidak akan pernah ada generasi yang serupa dengan mereka.

Berbeda dengan manusia biasa yang mendapatkan ilmu dari sesama manusia, Rasulullah mendapatkan ilmunya dari Allah melalui perantara malaikat Jibril. Dari yang semula buta huruf, setelah mendapat wahyu dari Allah akhirnya menjadi guru bagi sahabat-sahabat beliau yang selanjutnya diteruskan sampai ke generasi kita sekarang ini. Rasulullah guru kebaikan pertama di dunia ini, dalam hal bagusnya penjelasan, kefasihan lisan, kejelasan tutur kata, metode yang mengagumkan, kelembutan nasihat, spirit yang bersinar, kelapangan dada, kelembutan hati, melimpah belas kasihan, bijaksana dalam ketegasan, besarnya perhatian, tingginya kecerdasan, pengawasan yang maksimal, serta sangat ramah kepada manusia.

Sebagai seorang pengajar, pribadi Rasulullah adalah seorang yang mulia. Rasulullah memiliki kedudukan dan akhlak yang luhur dalam belas kasih dan sayang, meninggalkan kesulitan dan menyukai kemudahan, lemah lembut terhadap orang yang belajar dan antusias kepadanya, memberikan ilmu dan kebaikan kepadanya di setiap waktu dan kesempatan. Rasulullah senantiasa memperhatikan setiap orang yang hadir dalam majelisnya, sehingga setiap orang diantara mereka akan menganggap bahwa dialah orang yang paling dicintai oleh Rasulullah.

Keutamaan Rasulullah sebagai manusia terdapat dalam empat aspek, yaitu kesempurnaan naluri, kesempurnaan budi pekerti, keutamaan dalam perkataan dan keutamaan dalam perbuatan. Dalam kesempurnaan naluri ada empat sifat utama yang dimiliki beliau, yang pertama adalah ketenangan. Ketenangan yang membangkitkan perasaan segan dan penghormatan dari orang lain. Sifat ini mendorong kepada sikap memuliakan dan kepatuhan kepada beliau. Sifat yang kedua, wajah berseri-seri, yang mendorong munculnya ketulusan hati dan kecintaan, juga membangkitkan sikap kasih sayang. Ketiga, sambutan beliau yang baik, yang menarik kecenderungan hati untuk segera mentaati dan tunduk kepada beliau. Sambutan yang ditunjukkan oleh pandangan beliau begitu menguasai hati para sahabatnya. Dan yang terakhir adalah kecenderungan hati untuk mengikuti beliau, ketundukan untuk menerima beliau, dan keteguhan atas berbagai kesulitan dan bencana yang menimpa beliau. Maka dengan berbagai kesulitan itu, orang yang ikhlas tidak akan menyimpang dari beliau.

Padang pasir

Kesempurnaan budi pekerti Rasulullah terdapat dalam enam sifat beliau. Pertama memiliki kecerdasan akal, kejernihan pikiran, dan ketepatan firasat. Semua itu dibuktikan dengan pendapat yang lurus, perencanaan yang tepat, dan penataan yang baik. Kedua, bersikap teguh ketika menghadapi kondisi sulit. Beliau juga mampu bersabar atas bencana dan kesengsaraan. Ketiga, beliau bersikap zuhud terhadap dunia, berpaling darinya, dan merasa cukup dengan bagian sekadarnya dari dunia. Beliau tidak menggemari keindahan dunia dan tidak tergiur dengan kesenangannya. Keempat, beliau bersikap tawadhu’ kepada orang-orang di sekitarnya, meskipun mereka itu pengikut beliau. Beliau bersikap merendahkan diri padahal beliau lah orang yang ditaati. Kelima, beliau bersikap santun dan tenang saat menghadapi kecerobohan orang yang menjengkelkan atau kebodohan orang yang memprovokasi. Beliau orang yang paling santun dengan setiap orang yang santun dalam kekhawatiran dan kecemasan. Beliau orang yang paling baik itikadnya dari semua orang yang baik. Terakhir, beliau memelihara perjanjian dan menepati janji, karena beliau menganggap orang yang mengkhianati perjanjian adalah orang yang berbuat dosa besar.

Keutamaan Rasulullah dalam perkataannya ada delapan sifat, pertama beliau dikaruniai hikmah yang tinggi dan ilmu yang berlimpah. Sehingga beliau tidak pernah terjerumus dalam kekeliruan. Kedua, beliau menjaga apa yang telah diberitahukan oleh Allah kepada beliau, sehingga tidak samar lagi bagi beliau tentang segala hal, baik peristiwa yang kecil maupun yang besar. Ketiga, beliau menetapkan syariat dengan dalil yang nyata, juga penjelasan beliau dengan alasan yang gamblang sehingga tidak bertentangan dengan logika. Keempat, perintah beliau berupa akhlak yang baik, dan larangan beliau berupa perbaikan akhlak. Kelima, kejelasan jawaban beliau ketika ditanya dan keunggulan argumen beliau ketika didebat. Beliau tidak terhalangi oleh kelemahan dan ketidakberdayaan untuk menyampaikan. Keenam, beliau terjaga dari kekeliruan dalam perkataan dan terjaga dari panjang lebar dalam menyampaikan berita yang beresiko dituduh berdusta dan jauh dari kejujuran. Ketujuh, pemilihan perkataan beliau berdasarkan tujuan dan kebutuhan, beliau membatasi dengan kadar secukupnya sehingga tidak berpanjang lebar dan tidak keruan di dalamnya. Terakhir, beliau adalah orang yang paling baik dan lancar bertutur kata, paling gamblang penjelasannya, paling ringkas penuturannya, paling fasih ucapannya, dan paling benar maknanya.

Sedangkan keutamaan perilaku Rasulullah terdapat dalam delapan sifat, yang pertama tingkah laku beliau yang baik dan siasat yang benar dalam kerangka ajaran agama. Kedua, beliau menggabungkan antara minat orang yang terpikat dengan rasa takut orang yang mampu, hingga kedua kelompok ini berkumpul. Ketiga, dalam semua perkara yang disyariatkan agama, beliau meninggalkan sikap berlebih-lebihan dan meremehkan menuju kepada sikap pertengahan. Keempat, beliau tidak mendorong para sahabatnya untuk memburu dunia dan tidak pula menolaknya. Hanya saja beliau memerintahkan mereka agar bersikap pertengahan. Kelima, kesediaan beliau untuk memberi arahan tentang agama dan hukum-hukum yang diturunkan. Keenam, beliau menegakkan jihad menghadapi musuh-musuhnya sehingga berhasil mengalahkan dan memperoleh kemenangan. Ketujuh, keistimewaan beliau berupa keberanian di medan perang. Dan yang terakhir, beliau dikaruniai sifat kemurahan hati dan kedermawanan, sehingga beliau mendermakan apapun yang ada dan lebih mengutamakan bagi orang lain atas setiap yang diingini dan disukainya.

Dalam pengajarannya, Rasulullah memilih metode yang paling baik dan istimewa, paling berpengaruh terhadap jiwa lawan bicaranya, paling dekat kepada pemahaman dan pikiran, paling menguatkan ilmu di dalam ingatannya, dan paling banyak membantu menjelaskan pendengarnya.

Siapa saja yang mempelajari kitab-kitab tentang As-Sunnah dan membacanya dengan penuh perhatian, maka dia akan melihat bahwa Rasulullah mewarnai sabdanya kepada para sahabat dengan berbagai macam gaya. Terkadang beliau menjadi orang yang bertanya, terkadang sebagai orang yang menjawab. Terkadang beliau menjawab orang yang bertanya sesuai pertanyaannya, terkadang menjawab lebih dari yang ditanyakan.

Terkadang membuat perumpamaan bagi sesuatu yang ingin beliau ajarkan, terkadang beliau menyertai perkataannya dengan sumpah demi Allah Ta'ala'. Terkadang beliau memalingkan penanya dari pertanyaannya untuk sebuah hikmah yang baik dari beliau. Terkadang beliau mengajar dengan metode tulisan, terkadang melalui metode ilustrasi. Terkadang beliau menyampaikan dengan metode persamaan, atau penjelasan langsung. Terkadang dengan menyamarkan atau isyarat.

Terkadang Rasulullah membawakan suatu perkara yang masih samar lalu menyebutkan jawabannya. Terkadang beliau menempuh dengan metode bercanda dan mengajukan teka-teki terkait apa yang akan beliau ajarkan. Terkadang beliau menyiapkan prolog yang lembut bagi perkara yang akan beliau ajarkan dan jelaskan. Terkadang beliau menempuh cara membandingkan antara beberapa hal. Terkadang beliau menunjukkan beberapa sebab, kemudian menyebutkan jawabannya.

Pada bagian kedua akan dibahas metode pengajaran Rasulullah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image