REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sedikitnya 200 guru sekolah menengah kejuruan dari 30 provinsi di Indonesia mendapatkan pelatihan singkat mengenai pariwisata dari pemerintah China secara daring. Menurut Atase Pendidikan dan Kebudayaan pada Kedutaan Besar RI di Beijing Yaya Sutarya, pelatihan tersebut diberikan menyusul dibukanya kembali pariwisata Bali untuk wisatawan mancanegara sejak Oktober lalu. "Program ini bagian dari kerja sama pendidikan vokasi antara Indonesia dan China," kata Yaya, Ahad (7/11).
Sebelum pandemi, China merupakan negara penyumbang wisatawan asing terbesar ke Indonesia, khususnya ke Bali. Tingkat kunjungannya rata-rata 2,5 juta orang per tahun. "KBRI Beijing terus mendorong upaya peningkatan kualitas SDM guru dan dosen Indonesia melalui skema pelatihan-pelatihan yang dikemas dalam bentuk short course," kata Yaya.
Dalam tiga bulan terakhir, KBRI Beijing menggelar berbagai program pelatihan singkat secara daring. Pelatihan ini digelar berkat kerja sama dengan China Language and Learning Cooperation (CLEC) Kementerian Pendidikan China dan Pusat ASEAN-China (ACC).
Sebelumnya, 81 kepala sekolah dasar dan menengah berprestasi di Indonesia mendapatkan pelatihan kepemimpinan. Dalam pelatihan yang diikuti 135 kepala sekolah itu, peserta dibekali materi bagaimana cara melakukan inovasi dan merancang program unggulannya.
Ada pula pelatihan pembelajaran inovatif Bahasa Mandarin yang dikuti 102 dosen dari 50 perguruan tinggi di Indonesia dan 100 guru bahasa Mandarin jenjang pendidikan dasar dan menengah. Selain itu digelar juga pelatihan bidang perfilman yang diberikan oleh 40 pegiat film dari Indonesia. Pelatihan-pelatihan tersebut, kata Yaya, adalah untuk memberikan pembekalan bagi para guru dan kepala sekolah agar bisa bersinergi dengan perusahaan.