REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Remaja merupakan salah satu kelompok umur yang paling terdampak di masa pandemi covid-19. Pasalnya, sektor pendidikan menjadi teralihkan melalui sistem daring. Menurut peneliti internasional, penggunaan layar atau screen time pada kalangan remaja meningkat dua kali lipat setiap harinya di masa pandemi.
Dalam jurnal penelitian JAMA Pediatrics, dilansir dari Fox News, Kamis (11/11), peneliti menemukan bahwa penggunaan layar meningkat menjadi 7,7 jam per hari dari perkiraan pra-pandemi 3,8 per hari. Berdasarkan data dari studi Adolescent Brain Cognitive Development (ABCD), ada lebih dari 5.400 remaja yang didominasi oleh usia 12-13 tahun yang melaporkan sendiri penggunaan layar selama hari-hari biasa dari 2016 hingga Mei 2020.
Kegiatan yang paling umum dilakukan kalangan remaja, di antaranya bermain games, mengirim pesan (SMS), membuka aplikasi media sosial, melakukan pencarian internet, serta menonton atau streaming film, video, atau acara televisi. Total penggunaan layar ini belum termasuk pekerjaan sekolah.
Para peneliti menghitung menggunakan analisis regresi linier berganda untuk memperkirakan hubungan antara kesehatan mental dan faktor ketahanan dari total penggunaan layar. Mereka juga menyesuaikannya dalam beberapa kategori, yaitu berdasarkan jenis kelamin, ras dan etnis, pendapatan rumah tangga tahunan, tingkat pendidikan orang tua dan lokasi studi.
Penemuan menggunakan statistik Stata dan perangkat lunak data menyatakan bahwa kesehatan mental dan stres berlebihan dapat berdampak lebih buruk dibandingkan sengan dukungan sosial dan perilaku koping, jika keduanya dikaitkan dengan total penggunaan layar.
Keterbatasan dari penelitian ini yaitu penggunaan data yang dilaporkan sendi ole para pengguna layar. Para peneliti juga menyatakan bahwa total jam yang dihitung bisa menjadi perkiraan yang terlalu tinggi, karena remaja sering melakukan banyak tugas di depan layar, baik layar laptop maupun layar handphone.
Penulis jurnal mengatakan bahwa penelitian pada penggunaan layar dapat meningkat secara terus-menerus dan mungkin disebabkan oleh faktor-faktor yang didorong rasisme struktural dan sistemik. Maka dari itu, peneliti di masa depan harus memeriksa tren penggunaan layar setelah pembatasan pandemi dicabut dan mengeksplorasi metode untuk mencegah kesenjangan sosiodemografi.
Di sisi lain, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Pengakit AS (CDC) mengatakan bahwa anak-anak usia 8-18 tahun menghabiskan rata-rata 7,5 jam di depan layar untuk tujuan hiburan. Mereka merekomendasikan aktivitas fisik kepada anak-anak setidaknya 60 menit per hari. Karena waktu yang dihabiskan anak-anak dalam menggunakan layar adalah waktu dimana mereka dapat aktif secara fisik.
Sementara American Academy of Child & Adolescent Psychiatry merekomendasikan agar orang tua enyusun rencana waktu layar untuk anak-anak mereka. Karena penggunaan layar yang positif dan sehat dimungkinkan dengan panduan dan konsistensi yang tepat.