Jumat 12 Nov 2021 12:21 WIB

Krisis Chip Global, Pembuat Konsol Kurangi Produksi

Keurangan chip mungkin belum akan membaik dalam waktu dekat.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Microchip (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Microchip (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekurangan chip global telah berdampak besar pada seluruh industri teknologi selama lebih dari setahun. Keurangan chip mungkin belum akan membaik dalam waktu dekat.

Perusahaan gim besar dan kecil akan merasakan kesulitan hingga tahun depan. Bukan hanya Sony dan konsol generasi berikutnya dari Microsoft yang mungkin sulit didapat. Nintendo juga mungkin akan sulit didapatkan. 

Baca Juga

Nintendo akan memproduksi 20 persen lebih sedikit konsol genggam Switch dibandingkan target awalnya untuk tahun fiskal hingga 31 Maret 2022. Menurut Nikkei Asia, Nintendo awalnya berencana memproduksi rekor 30 juta konsol Switch untuk tahun fiskal guna memenuhi permintaan saat pandemi Covid-19.

Seorang juru bicara Nintendo mengatakan kepada Reuters bahwa pasokan dan permintaan suku cadang semikonduktor sangat ketat dan memengaruhi produksi Switch.

 

Presiden Nintendo Shuntaro Furukawa menjelaskan belum ada peningkatan besar dalam situasi ini sejak awal tahun fiskal (yang dimulai pada April).

Menurut Ko Shiota, GM Divisi Pengembangan Teknologi Nintendo, perusahaan sedang mengevaluasi komponen alternatif dan meninjau desain mereka. Namun, saat ini tidak jelas apakah ada sesuatu yang dapat mempermudah produksi Switch.

Selain itu, PC gim genggam Steam Deck Valve ditunda dua bulan dari Desember hingga peluncuran Februari pada 11 November.

“Kami melakukan yang terbaik untuk mengatasi masalah rantai pasokan global, tetapi karena kekurangan bahan, komponen tidak mencapai fasilitas manufaktur kami tepat waktu untuk memenuhi tanggal peluncuran awal kami,” kata Valve dalam sebuah posting blog, dilansir dari The Verge, Jumat (12/11).

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement