REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pria berusia 89 tahun asal Rhode Island, Amerika Serikat, akhirnya bisa mewujudkan impian untuk menjadi fisikawan. Pria bernama Manfred Steiner tersebut berhasil mendapat gelar PhD setelah mampu mempertahankan disertasinya di depan para penguji di Brown University.
Steiner sangat menghargai gelar ini bukan saja karena impiannya terwujud, tetapi karena gelar tersebut diraih pada usia senja, dimana masalah kesehatan bisa dengan mudah menggagalkan studinya.
"Saya berhasil dan bisa menyelesaikannya. Ini adalah titik paling memuaskan dalam hidup saya,” kata Steiner seperti dilansir dari AP, Ahad (14/11).
Sebagai seorang remaja yang tumbuh di Wina, Steiner terinspirasi untuk menjadi fisikawan setelah membaca tentang Albert Einstein dan Max Planck. Dia mengagumi presisi (ketepatan) dalam fisika.
Tetapi setelah Perang Dunia II, ibu dan paman mendorong Steiner untuk mengambil studi kedokteran karena dinilai lebih bermanfaat dan dibutuhkan di masa yang penuh gejolak. Dia memperoleh gelar kedokterannya dari Universitas Wina pada tahun 1955 dan pindah ke Amerika Serikat, di mana dia memiliki karir yang sukses dalam mengkaji darah dan kelainan darah.
Steiner belajar hematologi di Tufts University dan biokimia di Massachusetts Institute of Technology sebelum menjadi ahli hematologi di Brown University. Dia menjadi profesor penuh dan memimpin bagian hematologi sekolah kedokteran di Brown dari 1985 hingga 1994.
Steiner membantu mendirikan program penelitian dalam hematologi di University of North Carolina, yang ia arahkan sampai ia pensiun dari kedokteran pada tahun 2000 dan kembali ke Rhode Island.