REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa negara bagian Amerika Serikat masih berhadapan dengan peningkatan tajam kasus sifilis, di samping lonjakan klamidia dan gonore. Pada 2019, kasus sifilis bahkan mengalami peningkatan hingga dua kali lipat dibandingkan lima tahun sebelumnya menjadi lebih dari 129.800 di negara tersebut.
Sulit untuk menunjuk penyebab tunggal kenaikan kasus sifilis di Amerika Serikat. Menurut laman Prevention, sifilis yang tak diobati, dan minimnya pengetesan dan perawatan pada ibu hamil kemungkinan menjadi faktor pencetus.
Sifilis merupakan penyakit menular seksual yang tak hanya bisa mengenai orang dewasa, tetapi juga bayi baru lahir. Penyakit yang dikenal luas dengan nama raja singa ini memiliki gejala yang sekilas mirip seperti penyakit lain, sehingga kerap dijuluki sebagai "the great pretender" atau "penipu ulung".
Sifilis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri bernama Treponema pallidum. Penyakit ini menular lewat aktivitas seksual dengan orang yang terinfeksi.
Penting untuk mengenali sifilis dengan baik agar terhindar dari penyakit ini. Berikut ini adalah beberapa hal mendasar yang perlu diketahui mengenai sifilis, seperti dilansir Fox News, Senin (15/11).
Tahap sifilis
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) membagi sifilis ke dalam empat tahap, yaitu tahap primer, sekunder, laten, dan tersier. Tiap tahap sifilis akan menunjukkan tanda dan gejala yang khas.
Pada sifilis primer misalnya, satu-satunya tanda yang muncul adalah kemunculan luka atau koreng bulat yang tidak disertai rasa sakit. Luka atau koreng ini terjadi pada area masuknya bakteri ke dalam tubuh.