Kamis 18 Nov 2021 09:43 WIB

Strategi Perawatan Bayi Prematur

Bayi disebut lahir prematur lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Bayi prematur di dalam inkubator. Bayi prematur perlu mendapatkan perawatan untuk mengawal tumbuh kembangnya.
Foto: EPA
Bayi prematur di dalam inkubator. Bayi prematur perlu mendapatkan perawatan untuk mengawal tumbuh kembangnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dokter spesialis anak konsultan neonatologi, Putri Maharani, mengungkapkan, bayi yang lahir prematur mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim. Itu terjadi akibat ketidakmatangan sistem organ tubuhnya, seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati, dan sistem pencernaan.

Di samping itu, bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu biasanya memiliki berat badan lahir rendah (BBLR). Karena itu, upaya untuk meminimalisasi dampak negatif selama perawatan fokusnya adalah menjaganya berada dalam kondisi yang optimal.

Baca Juga

"Jaga bayi prematur dengan memperhatikan tumbuh dan kembang, dengan menerapkan developmental care," kata Putri dalam acara Webinar - Tantangan dan Penanganan Kesehatan bagi Ibu dan Anak Kelahiran Prematur, Rabu (17/10).

Putri menjelaskan, prinsip developmental care meliputi keterlibatan keluarga, meminimalkan stres, dan mengoptimalkan pemberian air susu ibu (ASI) sebagai nutrisi yang terbaik bagi bayi. Selain itu, bayi yang lahir kurang bulan perlu pemantauan berkala, perawatan, dan penanganan khusus untuk mengawal tumbuh kembang.

Putri mengatakan, faktor kenyamanan dapat menurunkan metabolisme tubuh yang pada akhirnya dapat meningkatkan saturasi oksigen. Anak lahir prematur yang mendapatkan intervensi kenyamanan yang kondusif dapat memaksimalkan energi yang dimiliki untuk mendukung tumbuh kembangnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement