Kamis 18 Nov 2021 14:27 WIB

Ilmuwan Temukan Kasus Keracunan Merkuri pada 5000 Tahun Lalu

Kasus keracunan merkuri ditemukan pada tulang berusia 5.000 tahun.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi bahan merkuri.
Foto: Www.freepik.com
Ilustrasi bahan merkuri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para Peneliti mengungkapkan bukti paling awal keracunan merkuri telah ditemukan pada tulang manusia berusia 5.000 tahun. Tulang ini terkubur di Spanyol dan Portugal. Ilmuwan masih menganalisis mengapa hal itu terjadi.

"Untuk mengetahui hal ini, para peneliti menganalisis tulang manusia yang dikumpulkan dari 23 situs arkeologi yang berbeda, termasuk lubang dan gua, di seluruh Spanyol dan Portugal.  Tulang-tulang itu milik 370 individu yang hidup dalam berbagai periode waktu dalam rentang 5.000 tahun," dikutip dari livescience.com pada Kamis (18/11).

Baca Juga

Ilmuwan menganalisis tulang terutama humerus, tulang lengan antara bahu dan siku. Analisis mengungkap tingkat merkuri yang luar biasa tinggi, tingkat yang tidak akan disebabkan oleh diet atau dekomposisi setelah kematian.

Para peneliti mendeteksi kadar merkuri hingga 400 bagian per juta di beberapa sisa, yang jauh lebih tinggi dari 1 atau 2 ppm yang dianggap WHO sebagai tingkat normal pada rambut manusia. Tingkat merkuri yang luar biasa tinggi kemungkinan disebabkan oleh paparan cinnabar, mineral merkuri sulfida beracun yang, ketika digiling menjadi bubuk halus, memiliki warna merah cerah dan secara historis digunakan untuk menghasilkan pigmen cat. Faktanya, salah satu tambang cinnabar terbesar di dunia ada di Almadén, Spanyol.

"Orang-orang mulai mengeksploitasi harta cinnabar almaden pada periode neolitik sekitar 7.000 tahun yang lalu. Tingkat merkuri tertinggi berada di sisa-sisa yang berasal dari sekitar 2900 SM hingga 2300 SM atau Neolitik akhir zaman tembaga tengah yang merupakan transisi antara neolitik dan zaman perunggu," katanya.

Pada saat ini, cinnabar telah menjadi zat yang sangat simbolis, mungkin suci yang dicari, diperdagangkan dan digunakan secara luas dalam berbagai ritual dan praktik sosial. Di makam-makam yang berasal dari periode waktu ini yang ditemukan di Portugal selatan dan Andalusia, bubuk cinnabar digunakan untuk mengecat kamar, menghias patung-patung dan bahkan dioleskan ke orang mati.  

Ada kemungkinan orang secara tidak sengaja atau sengaja karena alasan yang berkaitan dengan ritual, menghirup atau mengonsumsi cinnabar yang mengandung merkuri dalam jumlah besar.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement