Kamis 18 Nov 2021 15:02 WIB

Peneliti Temukan Kanker Prostat Agresif dari Tes Genetik

Para peneliti dilaporkan menemukan satu set gen yang bedakan kanker prostat agresif.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Nora Azizah
Para peneliti dilaporkan menemukan satu set gen yang bedakan kanker prostat agresif.
Foto: PxHere
Para peneliti dilaporkan menemukan satu set gen yang bedakan kanker prostat agresif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti dilaporkan menemukan satu set gen yang dapat membedakan kanker prostat agresif. Dalam sebuah laporan yang diterbitkan di New England Journal of Medicine, para ilmuwan mengatakan, panel 20 gen dapat membedakan kanker prostat lokal dan yang lebih agresif.

Dilansir dari laman Health, Kamis (18/11), dalam sebuah penelitian yang melibatkan 692 pria dengan kanker prostat stadium lanjut yang telah menyebar, para peneliti mengamati 20 gen yang diketahui terlibat dalam perbaikan DNA. Gen ini sangat terkait dengan risiko kanker prostat. 

Baca Juga

Penelitian yang dipimpin oleh Dr Peter Nelson di Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson dan timnya menemukan lebih banyak mutasi pada gen ini di antara pria dengan kanker prostat metastatik. Hal ini menunjukkan gen tersebut adalah prediktor yang baik untuk kanker yang lebih agresif. Tingkat mutasi pada gen ini hampir 12 persen di antara pria-pria ini, dibandingkan dengan sekitar 5 persen di antara pria dengan kanker prostat lokal yang tumbuh lebih lambat.

"Studi ini memiliki pesan yang relatif sederhana, mereka yang menderita kanker prostat stadium lanjut harus mempertimbangkan pengujian genetik baik untuk membantu pengobatan mereka sendiri dan juga agar anggota keluarga dapat mengambil tindakan pencegahan," jelas Kepala Genetika Klinis di Memorial Sloan Kettering Cancer Center (MSKCC) dan salah satu penulis penelitian, Dr Kenneth Offit.

Beberapa obat anti-kanker menargetkan beberapa mutasi yang diidentifikasi para peneliti. Hal ini berarti pengujian genetik dapat membantu orang-orang memulai perawatan yang paling efektif lebih cepat. Hasilnya juga dapat membantu anggota keluarga lain yang mungkin memiliki beberapa mutasi yang sama.

Offit mengatakan, dia dapat menguji putri dari seorang pria dengan kanker prostat metastatik. Dia mengetahui bahwa anak tersebut membawa mutasi yang menempatkannya pada risiko yang lebih tinggi untuk kanker ovarium. Tanpa tes, anak itu mungkin tidak diidentifikasi sebagai orang yang berisiko lebih tinggi terkena kanker.

Sementara pria dengan bentuk kanker yang lebih agresif membentuk sekitar lima persen dari 180 hingga 200 ribu kasus kanker prostat di AS setiap tahun. Sementara, hanya 12 persen yang akan mengalami mutasi ini, populasi tersebut masih berada pada risiko yang jauh lebih tinggi untuk berkembang menjadi stadium lanjut. Terkait pengobatan, para peneliti percaya dokter harus menawarkan tes genetik untuk pria dengan kanker prostat stadium lanjut.

Temuan ini juga mengisyaratkan di tahun-tahun mendatang kemungkinan untuk menggunakan panel tidak hanya di antara pria dengan penyakit lanjut, tapi untuk membedakan antara pria yang mengembangkan jenis kanker prostat yang tumbuh lebih lambat dari jenis yang lebih agresif. Hal itu akan membantu mereka untuk mengetahui apakah memerlukan pemeriksaan dan pengobatan yang lebih teratur, atau justru perlu memanfaatkan pengawasan aktif.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement