Ahad 21 Nov 2021 19:16 WIB

Citra Kartini Indonesia Luncurkan GIAT untuk Bantu Penenun

GIAT dicanangkan untuk bisa menyerap tenun gringsing agar kehidupan penenun tertolong

Ayu Heni Rosan (kiri) dan Miranti Serad  Ginanjar sebagai salah satu inisiator GIAT dalam launching Gerakan Ibu Asuh Terpadu di Gedung Smesco, Jakarta, Jumat (19/11).
Foto: Dokpri
Ayu Heni Rosan (kiri) dan Miranti Serad Ginanjar sebagai salah satu inisiator GIAT dalam launching Gerakan Ibu Asuh Terpadu di Gedung Smesco, Jakarta, Jumat (19/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Citra Kartini Indonesia meluncurkan Gerakan Ibu Asuh Terpadu (GIAT). GIAT merupakan gerakan sosial budaya yang bertujuan untuk menjaga keberlangsungan wastra tenun nusantara. 

GIAT dicanangkan untuk bisa menyerap tenun gringsing agar kehidupan para penenun tertolong dan produktivitas mereka tetap terjaga.  Personal Social Responsibility (PSR) Citra Kartini Indonesia dalam GIAT diwujudkan dengan membeli kain gringsing dari penenun. Dengan membeli kain gringsing, sudah membantu para perajin dan penenun.

Baca Juga

Ketua Citra Kartini Indonesia, Ayu Rosan mengatakan, banyak orang yang bergantung dari sektor wisata. Di masa pandemi Covid-19, wisata jadi salah satu sektor yang paling terdampak. Salah satu dampak upaya pencegahan untuk menekan laju penyebaran Covid-19 adalah dengan ditutupnya seluruh objek wisata. Karenanya, para pelaku pariwisata dan mereka yang terkait juga sangat terdampak. 

"Dengan membeli gringsing, kita sudah jadi ibu asuh. Banyak di antara kita yang bergantung pada sektor wisata dan saat ini terdampak pandemi Covid-19," kata Ayu Rosan, istri duta besar RI  yang ditempatkan di Washington AS, Jumat (19/11). 

Ayu berharap, GIAT bisa membantu para perajin dan penenun. Ia ingin, para penenun terus melestarikan hasil karyanya agar jangan sampai warisan budaya tersebut punah. 

Hal senada juga dikatakan inisiator GIAT, Miranti Serad. Menurutnya, sudah waktunya semua orang sekarang ini berbicara mengenai tanggung jawab sosial personalnya, terutama kalangan perempuan. 

Miranti mengatakan, perempuan bukan hanya berperan sebagai ibu,  melainkan juga sebagai pelaku usaha sekaligus agen budaya. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kalangan perempuan untuk memerhatikan pelaku usaha kecil, termasuk para perajin. 

"Sebagai agen budaya, kita bertanggung jawab pada semua kegiatan yang berkaitan dengan kearifan lokal," ujar Miranti. 

Sementara Retno Marsudi menyambut baik GIAT. Menurutnya, GIAT adalah gerakan dari para ibu asuh untuk menolong para perajin yang sedang kesulitan lantaran terdampak pandemi Covid-19. 

Di sisi lain, tenun gringsing punya keunikan tersendiri. Tenun Gringsing dipercaya mempunyai kekuatan magis menolak bala, sesuai dengan nama tenun yang berasal dari kata gring (sakit) dan sing (tidak). Tenun Gringsing berasal dari Desa Tenganan Pegringsingan. Tenun Gringsing juga dipilih sebagai souvenir resmi pada acara G-20 2022 mendatang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement