Senin 22 Nov 2021 16:47 WIB

Dokter Bantah Mandi Air Panas Bisa Bunuh Covid-19

Mandi air panas tidak bunuh Covid-19, hanya membuat tubuh lebih hangat.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nora Azizah
Mandi air panas tidak bunuh Covid-19, hanya membuat tubuh lebih hangat.
Foto: www.freepik.com.
Mandi air panas tidak bunuh Covid-19, hanya membuat tubuh lebih hangat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Alexandra Clarin Hayes angkat bicara mengenai rumor mandi air panas bisa membunuh Covid-19. Clarin membantah bahwa mandi air panas tidaklah membunuh Covid-19.

"Tidak benar, mandi dengan air panas memang betul membuat tubuh lebih hangat. Tetapi air itu hanya mengenai tubuh bagian luar saja, yaitu kulit," ujarnya saat mengisi konferensi virtual FMB 9 bertema 'Vaksin Apa yang Cocok untuk Masyarakat Indonesia?', Senin (22/11).

Baca Juga

Artinya, dia melanjutkan, mandi dengan air panas tidak meningkatkan suhu inti tubuh. Meski mandi air panas tak membunuh SARS-CoV2 penyebab Covid-19, ia mengakui membersihkan diri dengan air bersuhu tinggi memang memberikan rasa nyaman untuk tubuh, yaitu efek relaksasi. Dengan begitu tubuh akan lebih mudah beristirahat setelah beraktivitas seharian. 

Ia menegaskan, istirahat menjadi hal penting yang dibutuhkan agar badan lebih fit melawan patogen atau kuman jahat di tubuh. Sementara itu, dia melanjutkan, Covid-19 hanya bisa dibunuh oleh imun tubuh. 

Ia menjelaskan, gejala infeksi seperti demam, batuk, ngilu sendi, pegal otot, diare, dan lain sebagainya adalah pertanda bahwa sistem imun tubuh yang merespons Covid-19. Misalnya, batuk sebagai salah satu gejala infeksi merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan virus dari sistem pernapasan. Oleh karena itu, ia merekomendasikan masyarakat tetap taati protokol kesehatan (prokes), termasuk pakai masker saat bepergian. 

Sebab, dia melanjutkan, droplet yang muncul dari batuk yang menularkan virus ini ke orang lain. Kemudian, dia melanjutkan, gejala infeksi Covid-19 lainnya, yaitu ngilu sendi adalah mediator inflamasi tubuh yang muncul sebagai respons untuk melawan kuman. Demam juga terjadi saat tubuh sedang melawan infeksi. 

Akibat proses peradangan tersebut, senyawa kimia khusus akan dilepaskan dan dibawa aliran darah menuju hipotalamus. Hipotalamus adalah sebuah struktur di otak yang mengatur suhu tubuh.

"Ini semua mekanisme pertahanan alami di dalam tubuh karena suhu tinggi dianggap dapat membunuh virus," katanya.

Kendati demikian, ia mengakui tak semua orang merasakannya karena ada kasus orang yang terinfeksi Covid-19 tetapi tanpa gejala. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement