Rabu 24 Nov 2021 00:09 WIB

Ilmuwan Jepang: Bermutasi, Varian Delta Bisa Punah Sendiri

Varian delta diperkirakan bisa punah dengan sendirinya akibat proses mutasi.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Varian delta diprediksi akan punah dengan sendirinya akibat proses mutasi berkelanjutan.
Foto: CDC via AP, File
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat. Varian delta diprediksi akan punah dengan sendirinya akibat proses mutasi berkelanjutan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan Covid-19 memprediksi bahwa mutasi varian delta bisa menjadi bumerang dan memicu terjadinya kepunahan varian itu sendiri. Kepunahan ini bisa dipengaruhi oleh adanya kesalahan penyalinan pada gen virus ketika bermutasi.

Prediksi ini dibuat setelah para ilmuwan di Jepang melihat adanya tren penurunan kasus harian baru Covid-19. Padahal, Jepang baru saja digempur oleh varian Delta sekitar tiga bulan lalu. Sebagai perbandingan, pada Agustus lalu terdapat penambahan sekitar 23 ribu kasus baru per hari, namun saat ini hanya ada sekitar 140 kasus baru per hari. Bahkan di ibu kota, Tokyo, penambahan kasus baru hanya 16 per hari.

Baca Juga

Tim ahli genetik Jepang menilai penurunan besar ini disebabkan oleh mutasi varian delta yang justru merugikan virus tersebut. Menurut para ahli, ketika virus mereplikasi diri, gen-gennya akan mengalami kesalahan penyalinan acak yang seiring waktu akan memicu perubahan pada virus.

Mutasi memang dapat membuat virus menjadi lebih mudah menyebar, lebih kebal, atau lebih mungkin menyebabkan sakit berat. Akan tetapi, pada beberapa kondisi, mutasi justru bisa mengantar virus pada kepunahan.

Untuk membuktikan hal ini, sekelompok ahli yang dipimpin oleh National Institute of Genetics di Mishima, melakukan sebuah studi. Studi ini berfokus pada enzim pengoreksi kesalahan yang dimiliki virus corona varian delta yang dikenal sebagai nsp14. Dari sini, para ahli menemukan ada banyak perubahan genetik dan sebuah proses evolusi yang berhenti secara tiba-tiba.

Menurut profesor genetik Ituro Inoue, virus corona (SARS-CoV-2) varian delta mengalami kesulitan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi pada mutasi dan terus memperbanyak diri. Kondisi inilah yang dapat membuat virus merusak dirinya sendiri dan mengantar virus pada kepunahan secara alami.

"Kami benar-benar terkejut melihat temuan ini," ujar Prof Inoue, seperti dilansir The Sun, Selasa (23/11).

Varian delta merupakan jenis SARS-CoV-2 yang paling dominan saat ini di berbagai belahan dunia. Varian ini diyakini muncul pertama kali di India pada 2020. Varian delta jauh lebih menular dibandingkan SARS-CoV-2 original yang ditemukan di Wuhan, China, pada 2019.

Head of Division of Biomedical Sciences and Biomedical Engineering dari University of Reading Dr Simon Clarke secara metaforis memberikan penjelasan mengapa varian delta bisa punah. Menurut Dr Clarke, varian delta bisa punah karena virus mengakumulasi terlalu banyak mutasi.

"Dan karena itu kemampuan untuk bereplikasinya berhenti, ketika Anda mendapati virus seperti itu, virus tersebut akan punah," ujar Dr Clarke.

Baca juga : Vaksin Pfizer Efektif 100 Persen Cegah Covid-19 pada Anak

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement