Selasa 23 Nov 2021 18:03 WIB

Peneliti Kembangkan Vaksin Infeksi Saluran Kemih

Vaksin infeksi saluran kemih dibuat menggunakan sel bakteri mati utuh.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Vaksin infeksi saluran kemih dibuat menggunakan sel bakteri mati utuh.
Foto: Flickr
Vaksin infeksi saluran kemih dibuat menggunakan sel bakteri mati utuh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti di University of Texas di Dallas telah mengembangkan jenis vaksin baru untuk infeksi saluran kemih (ISK). Vaksin ini menggunakan sel bakteri mati utuh yang dikurung dalam sangkar pelindung untuk memicu respons imun.

Bakteri semakin resisten terhadap antibiotik, yang membuat infeksi seperti ISK lebih sulit diobati. Vaksin adalah alternatif potensial, tetapi bakteri adalah target yang rumit karena ukuran dan kompleksitasnya.

Baca Juga

Cara paling efektif untuk melatih sistem kekebalan tubuh untuk melawan bakteri adalah dengan menggunakan sel mati yang utuh, tetapi ini seringkali tidak bertahan cukup lama di dalam tubuh untuk memicu respons kekebalan yang cukup kuat.

Jadi untuk studi baru, para peneliti University of Texas menemukan cara untuk melindungi sel-sel bakteri, sehingga mereka bertahan lebih lama. Kuncinya adalah struktur berpori yang disebut Metal-organic frameworks (MOF). Para peneliti menggunakan MOF untuk menjebak dan membunuh bakteri, lalu menjaga sel agar tidak rusak di dalam tubuh.

Ketika MOF yang mengandung bakteri mati ini diperkenalkan kepada pasien, sistem kekebalan mereka mendeteksi apa yang dianggapnya sebagai infeksi persisten, dan menghasilkan antibodi untuk melawannya. 

Tim peneliti menguji ini pada tikus yang terinfeksi strain patogen E coli, yang umumnya menyebabkan ISK. Dan benar saja, tikus yang divaksinasi dengan metode MOF bernasib jauh lebih baik daripada tikus yang menerima vaksin standar.

“Ketika tikus-tikus ini divaksin, hampir semua hewan itu selamat. Ini merupakan kinerja yang jauh lebih baik daripada dengan pendekatan vaksin tradisional,” kata Jeremiah Gassensmith, penulis utama studi tersebut. 

"Hasil ini diulang beberapa kali, dan kami cukup terkesan dengan keandalannya," tambah dia seperti dilansir dari New Atlas, Selasa (23/11).

Meskipun hasilnya menjanjikan, temuan ini masih sangat awal, dan tidak ada jaminan bahwa itu akan bekerja pada manusia. Tetapi tim berencana untuk menyelidiki MOF ini sebagai pengobatan untuk ISK pada pasien manusia, dan berpotensi memperluasnya ke infeksi bakteri lain seperti endokarditis dan tuberkulosis.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement