Selasa 23 Nov 2021 20:26 WIB

Pengamat: RI Butuh Akselerasi Pengembangan Mobil Listrik

Waspadai kemajuan pengembangan mobil listrik di negara Asia Tenggara lainnya

Rep: intan pratiwi/ Red: Hiru Muhammad
Mobil listrik dari Nissan jadi salah satu produk yang paling menarik perhatian pengunjung GIIAS 2021.
Foto: Republika/Eric Iskandarsjah Z
Mobil listrik dari Nissan jadi salah satu produk yang paling menarik perhatian pengunjung GIIAS 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Indonesia perlu melakukan akselerasi ekosistem kendaraan listrik mengingat cepatnya pengembangan yang dilakukan negara lain di kawasan regional ini. Salah satu negara di Asia Tenggara yang cukup agresif adalah Vietnam.

Negeri Paman Ho itu telah memproduksi mobil nasional (mobnas) bertenaga listrik VinFast dengan total investasi USD 5,4 miliar dan siap dipasarkan di Indonesia. Indonesia sejauh ini masih belum mampu menunjukkan tajinya di sektor pengembangan kendaraan listrik.

Baca Juga

Pengamat otomotif Bebin Djuana mengatakan, pemerintah perlu mewaspadai kemajuan pengembangan mobil listrik  negara lain di kawasan Asia Tenggara.“Saat ini tidak ada yang perlu ragu lagi dalam mengembangkan kendaraan listrik di tanah air, karena pemerintah sudah sangat jelas membuat roadmap industri ini. Kalau tidak agresif Indonesia bisa tertinggal. Padahal kita memiliki pasokan bahan baku baterai mobil listrik yang melimpah," kata Bebin, Selasa (23/11).

Menurutnya, mobil listrik merupakan kendaraan masa depan. “Dan saya pikir akan menjadi sebuah peluang baru bagi industri otomotif Indonesia. Pemerintah juga mesti aktif mengajak pihak swasta dalam mengembangkan kendaraan listrik ditanah air, sehingga ekosistem saling terhubung,” ujarnya.

Aksi yang dibutuhkan saat ini, kata dia, adalah dengan mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik mulai dari hulu hingga hilir. Termasuk di dalamnya menyediakan industri komponen penunjang, terutama baterai.

Dia menambahkan, pemerintah juga perlu menyusun skenario untuk mengimbangi penetrasi pasar oleh Vietnam tersebut. Salah satunya adalah dengan membuka bisnis penyewaan baterai untuk menunjang eksistensi lalu lintas mobil listrik.“Saat ini sejumlah negara sudah mulai serius untuk menanamkan investasi di sektor kendaraan listrik, seperti Korea melalui Hyundai. Dia sangat aktif dan justru menjadi perintis memproduksi mobil listrik di tanah air. Dan saya melihat itu menjadi trigger,” katanya.

Trigger itu, katanya,  bagi pemain lama yang sudah malang melintang dalam industri otomotif di Indonesia seperti merek-merek dari negeri Sakura.“Korea sudah lompat ke listrik tapi Jepang justru ingin mengembangkan mobil hybrid yang bagus. Dan saya pikir pada tahun depan akan semakin banyak lagi pemain mobil listrik yang bakal masuk Indonesia, karena kita jelas punya daya tarik yang sudah mendunia.” ujarnya.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement