REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- SD Aisyiyah Kota Malang dan Dajeong Primary School Korea Selatan (Korsel) merayakan kolaborasi satu tahun kerja sama dengan cara unik. Melalui pertemuan secara daring, kedua sekolah sukses menyelenggarakan virtual drama performance yang mengusung kearifan lokal dari masing-masing negara pada pekan kemarin.
Kegiatan ini diasistensi oleh tim pengabdian masyarakat dari Program Studi Pendidikan (Prodi) Bahasa Inggris Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Berkat pendampingan tersebut, SD Aisyiyah Kota Malang bisa mewujudkan pementasan seni tanpa harus abai pada protokol kesehatan.
Ketua tim pengabdian Prodi Bahasa Inggris UMM, Rina Wahyu Setyaningrum mengatakan, SD Aisyiyah Kota Malang yang menampilkan Virtual the Tale of Wendit sanggup menggelar pertunjukan menarik. Hal itu dikarenakan sebagian pemeran berada di rumah masing-masing.
Adapun Wendit atau populer disebut Mendit oleh masyarakat sekitar adalah wisata alam yang memiliki sumber air yang berlokasi di Desa Wendit, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur. "Tidak seperti pertunjukan biasanya yang harus berada di satu lokasi," katanya dalam siaran pers di Kota Malang, Ahad (29/11).
Menurut Rina, pertunjukan itu hampir saja batal karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan pemerintah, yang tidak mengizinkan siswa belajar di sekolah dan berkumpul di kelas untuk melaksanakan latihan. Meski begitu, dengan mengadaptasi pertunjukan secara langsung di panggung, para pemain dapat dikondisikan dengan baik.
Mereka bisa tetap menjalankan perannya dan mementaskannya dalam panggung pertemuan secara daring. Alhasil pertunjukan bisa berjalan lancar sampai akhir.
Selain penampilan drama yang dipersembahkan oleh siswa SD Aisyiyah Kota Malang, para murid Dajeong Primary School juga menampilan pertunjukan drama yang menarik. Mereka melakukannya secara live saat Zoom Meeting dilangsungkan.
Kegiatan tersebut mendapatkan apresiasi dari perwakilan guru Dajeong Primary School, Korsel, Eujin. Menurut dia, virtual drama performance merupakan sebuah kesempatan yang baik bagi para siswa untuk mengembangkan bakat.
Tidak hanya bagi siswa-siswi Korsel, tapi juga seluruh dunia karena dapat saling bertukar informasi tentang budaya dari masing-masing negara. “Mereka sangat tidak sabar untuk melihat bagaimana budaya-budaya negara lain, khususnya Indonesia yang teman-teman tunjukkan dalam panggung Zoom,” jelasnya.
Penampilan yang telah disiapkan sejak Oktober 202q, dinilai sebagai sebuah karya besar. Pasalnya, acara itu memberikan pengalaman belajar dan hal baru bagi para pemeran drama yang berasal dari siswa.
Kegembiraa hasil kolaborasi siswa kedua negara membuat kagum Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Inggris UMM, Bayu Hendro Wicaksono. Bayu merasa bangga terhadap kegiatan kolaborasi yang dilakukan dosen, alumni, dan mahasiswa yang bisa sukses menggelar pertunjukan secara daring.
Dia berharap, kegiatan semacam itu bisa sering dilaksanakan untuk menunjukkan, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris berkomitmen untuk memberikan manfaat bagi pendidikan. "Selain itu juga untuk membangun komunikasi yang erat antara antara prodi dengan alumni,” katanya.
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement