REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Perusahaan bioteknologi asal Jerman, BioNTech, mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengembangkan vaksin yang spesifik untuk melawan varian omicron. Namun, belum diungkap apakah mereka akan memformulasikan ulang vaksinnya yang telah dikembangkan bersama perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS), Pfizer.
"Pengembangan vaksin yang diadaptasi adalah bagian dari prosedur standar perusahaan untuk varian baru (Covid-19)," kata BioNTech dalam sebuah pernyataan pada Senin (29/11).
BioNTech mengungkapkan, langkah pertama untuk mengembangkan vaksin baru potensial tumpang tindih dengan penelitian yang bertujuan mengungkap apakah dosis baru diperlukan. Pada Jumat (26/11) pekan lalu, BioNTech mengatakan, pihaknya berharap dapat memperoleh lebih banyak data laboratorium dalam dua pekan ke depan guna menentukan apakah ada kebutuhan pengembangan vaksin spesifik omicron.
Sebelumnya, varian delta dengan tingkat penularannya yang tinggi sempat dikhawatirkan dapat menghindari vaksin. Faktanya, kekhawatiran itu tidak terbukti dan hal yang sama diharapkan berlaku pula untuk omicron. Sejauh ini, kasus rawat inap rumah sakit paling banyak disumbang oleh orang yang belum divaksinasi Covid-19.
"Bisa jadi kita tidak perlu memperbarui vaksinasi," jelas David Kennedy, yang mempelajari evolusi penyakit menular di Penn State University, AS.
Pfizer mengatakan bahwa jika ada varian yang tidak efektif dari vaksin, pihaknya dan BioNTech akan memproduksi produk khusus dalam waktu sekitar 100 hari.