Selasa 30 Nov 2021 11:34 WIB

Belum Divaksinasi Covid-19, Risiko Meninggal Naik 14x Lipat

Kasus rawat inap-kematian akibat Covid-19 didominasi orang yang belum divaksinasi.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Unit perawatan intensif lapangan Covid-19 yang didirikan di halaman rumah sakit untuk mengatasi tingginya jumlah orang yang sakit parah di Institut Pneumologi Nasional Marius Nasta di Bucharest, Rumania, Rabu, 6 Oktober 2021. Orang yang belum divaksinasi berisiko lebih tinggi untuk rawat inap hingga mengalami kematian.
Foto: AP/Andreea Alexandru
Unit perawatan intensif lapangan Covid-19 yang didirikan di halaman rumah sakit untuk mengatasi tingginya jumlah orang yang sakit parah di Institut Pneumologi Nasional Marius Nasta di Bucharest, Rumania, Rabu, 6 Oktober 2021. Orang yang belum divaksinasi berisiko lebih tinggi untuk rawat inap hingga mengalami kematian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus breakthrough infection, yakni saat  Covid-19 mengenai orang yang sudah divaksinasi, memang bisa terjadi. Akan tetapi, bukan berarti vaksinasi sama sekali tidak memberikan manfaat.

Sebaliknya, riwayat vaksinasi dapat menurunkan risiko kematian akibat Covid-19. Direktur Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Rochelle Walensky MD mengatakan, orang-orang yang belum divaksinasi masih memiliki risiko terberat bila terpapar Covid-19.

Baca Juga

Kelompok ini juga masih menyetir pandemi. Mereka menjadi penggerak dari banyaknya kasus perawatan di rumah sakit dan kematian akibat Covid-19.

"Tragisnya, (ini terjadi) pada waktu di mana kita memiliki vaksin yang bisa memberikan perlindungan luar biasa," jelas Walensky, seperti dilansir WebMD, Selasa (30/11).

Walensky mengatakan, orang yang belum divaksinasi memiliki risiko enam kali lebih besar untuk terkena Covid-19 dibandingkan orang yang sudah vaksinasi. Selain itu, mereka juga berisiko sembilan kali lebih besar untuk membutuhkan perawatan di rumah sakit dan berisiko 14 kali lebih besar untuk mengalami kematian akibat komplikasi terkait Covid-19.

Meski cakupan vaksinasi saat ini belum optimal, akan tetapi manfaatnya sudah mulai dapat dirasakan. Di Amerika Serikat contohnya, ada sekitar 69,5 persen populasi yang sudah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19 Sebanyak 59 persen populasi juga sudah divaksinasi lengkap dan 18,7 persen menerima booster vaksin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement