Rabu 01 Dec 2021 05:05 WIB

Turunnya Efektivitas Tiga Vaksin Covid-19, J&J Terendah

Sebuah penelitian besar dilakukan untuk membandingkan efektivitas tiga vaksin.

Sebuah penelitian besar dilakukan untuk membandingkan efektivitas tiga vaksin.
Foto: PxHere
Sebuah penelitian besar dilakukan untuk membandingkan efektivitas tiga vaksin.

REPUBLIKA.CO.ID, 

Oleh: Mabruroh

Baca Juga

Sebuah penelitian besar-besaran dilakukan untuk membandingkan efektivitas tiga vaksin Covid-19 setelah pemakaian selama delapan bulan. Tiga jenis vaksin ini mengalami penurunan efektivitas tetapi masih bisa memberikan perlindungan yang kuat dari kematian.

Dilansir dari New Atlas, Rabu (1/12), penelitian dilakukan terhadap 800 ribu orang Veteran Amerika Serikat (AS). Hasil penelitian menemukan vaksin dosis tunggal Johnson & Johnson menunjukkan penurunan efektivitas vaksin paling besar.

"Studi kami memberi para peneliti, pembuat kebijakan, dan lainnya dasar yang kuat untuk membandingkan efektivitas jangka panjang vaksin Covid-19, dan untuk membuat keputusan berdasarkan informasi seputar vaksinasi primer, suntikan booster, dan berbagai lapisan perlindungan lainnya, termasuk menjaga jarak, pengujian, dan intervensi kesehatan masyarakat lainnya untuk mengurangi kemungkinan penyebaran,” jelas Barbara Cohn, penulis utama studi dari Public Health Institute.

Penelitian dimulai dari Februari 2021 hingga Oktober 2021 dengan Moderna, Pfizer, dan J&J yang disetujui untuk digunakan di Amerika Serikat. Efektivitas vaksin (VE) diukur dengan dua metrik yakni perlindungan dari infeksi Covid-19 (VE-I) dan perlindungan dari kematian (VE-D).

Secara keseluruhan, selama periode studi delapan bulan, perlindungan vaksin terhadap infeksi COVID-19 turun dari 87,9 persen menjadi 48,1 persen. Penurunan terbesar pada VE-I terlihat pada vaksin J&J, turun dari 86,4 persen menjadi 13,1 persen. Perlindungan Pfizer terhadap infeksi turun dari 86,9 persen menjadi 43,3 persen, sementara Moderna melakukan yang terbaik dari ketiganya dari 89,2 persen menjadi 58 persen.

Dengan penyebaran varian Delta di seluruh Amerika Serikat mulai Juli, penelitian ini tidak mendeteksi penurunan perlindungan yang signifikan terhadap kematian. Antara Juli dan Oktober, vaksin masih 81,7 persen efektif mencegah kematian akibat Covid-19 pada mereka yang berusia di bawah 65 tahun dan 71,6 persen efektif pada mereka yang berusia di atas 65 tahun.

Menariknya, bagi mereka yang berusia di bawah 65 tahun, vaksin Pfizer memberikan perlindungan terbesar terhadap kematian (84,3 persen), diikuti Moderna sebesar 81,5 persen dan J&J sebesar 73 persen. Tetapi pada mereka yang berusia di atas 65 tahun, vaksin Moderna paling efektif mencegah kematian (75,5 persen), diikuti oleh Pfizer pada 70,1 persen dan J&J pada 52,5 persen.

"Yang terpenting, vaksinasi memberikan perlindungan terhadap kematian pada orang yang terinfeksi, dan manfaat ini ditemukan pada vaksin Moderna, Pfizer-BioNTech, dan Janssen (J&J) selama gelombang Delta,” tulis para peneliti dalam studi yang baru diterbitkan. 

“Temuan kami mendukung kesimpulan bahwa vaksin Covid-19 tetap menjadi alat terpenting untuk mencegah infeksi dan kematian," sambungnya.

Temuan menarik lainnya dalam penelitian ini adalah korelasi antara munculnya varian Delta di Amerika Serikat dan penurunan perlindungan vaksin terhadap infeksi. Di semua kelompok umur, penurunan perlindungan dari infeksi sangat tajam sejak Juli. 

Baca juga : Kena Covid-19 Parah, 1 dari 100 Pasien Alami Komplikasi Otak

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement