Kamis 02 Dec 2021 05:05 WIB

Gejala Berat Covid-19 Picu Gangguan Kesehatan Jangka Panjang

Pasien Covid-19 sembuh dari gejala berat berisiko dirawat di RS enam bulan kemudian.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Pasien Covid-19 sembuh dari gejala berat berisiko dirawat di RS enam bulan kemudian.
Foto: Public Domain Pictures
Pasien Covid-19 sembuh dari gejala berat berisiko dirawat di RS enam bulan kemudian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasien Covid-19 dengan gejala berat dua kali lebih mungkin meninggal di tahun berikutnya, dibandingkan mereka yang tidak terinfeksi Covid-19 atau mengalami gejala ringan. Ini mengacu pada studi yang diterbitkan di Frontiers in Medicine, yang menunjukkan bahwa infeksi Covid-19 yang serius dapat secara signifikan merusak kesehatan jangka panjang. 

Penulis utama studi dari University of Florida, Prof Arch Mainous, mencatat peningkatan risiko kematian yang lebih besar pada pasien di bawah 65 tahun, dengan hanya 20 persen pasien Covid-19 dengan gejala berat yang meninggal karena komplikasi khas Covid seperti gagal napas.

Baca Juga

“Kami melakukan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa pasien Covid-19 dengan gejala berat yang pulih memiliki risiko lebih besar untuk dirawat di rumah sakit dalam enam bulan berikutnya. Studi baru ini memperluas untuk menyelidiki risiko kematian selama 12 bulan ke depan,” kata Prof Arch seperti dilansir dari The Guardian, Kamis (2/12).

Para peneliti melacak catatan kesehatan elektronik dari 13.638 pasien yang menjalani tes PCR dalam sistem kesehatan University of Florida, dengan 178 pasien mengalami gejala berat, 246 pasien gejala Covid-19 ringan atau sedang, dan sisanya negatif. Semua pasien yang termasuk dalam penelitian pulih dari penyakit, dan para peneliti melacak hasil mereka.

Studi ini menemukan bahwa pasien Covid-19 dengan gejala berat/parah memiliki peluang kematian yang jauh lebih besar di tahun berikutnya. Karena kematian ini seringkali terjadi setelah infeksi Covid-19 berlalu, para penyintas mungkin tidak pernah dikaitkan dengan Covid-19 oleh keluarga pasien atau dokter.

Sebagian besar kematian yang terjadi pada penyintas Covid-19 yang parah tidak terkait dengan komplikasi umum dari penyakit ini, dimana 80 persen dari kematian tersebut terjadi karena berbagai alasan yang biasanya tidak terkait dengan virus. Ini menunjukkan bahwa pasien Covid-19 telah mengalami penurunan kesehatan secara keseluruhan yang membuat mereka rentan.

“Karena kita sekarang tahu bahwa ada risiko besar kematian dari apa yang mungkin dianggap sebagai komplikasi Covid-19 yang tidak diketahui, kita perlu lebih waspada dalam mengurangi episode Covid-19 yang parah,” kata Prof Mainous.

Ia kemudian merekomendasikan vaksinasi untuk mencegah gejala berat akibat Covid-19. Seperti diketahui, Covid-19 dapat menyebabkan gejala yang parah dan kematian bagi kelompok individu yang rentan, terutama mereka yang memiliki penyakit bawaan.

Beberapa orang juga mengalami long Covid, dimana penyintas merasakan sejumlah gejala Covid-19 selama beberapa minggu-bulan, meski sudah dinyatakan negatif. Gejala seperti kelelahan dan sesak napas dapat bertahan selama berbulan-bulan setelah infeksi berlalu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement