Kamis 02 Dec 2021 11:44 WIB

Kampung Endonan di Sunda Kalapa

Sunda Kalapa kota internasional

Kesibukan di pelabuhan Sunda Kelapa saat ini.
Foto: Antara/Reno Esnir
Kesibukan di pelabuhan Sunda Kelapa saat ini.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi,Politisi Senior, Sejarawan, dan Budayawan Betawi.

Sejak berfungsinya labuhan Sunda Kalapa Kali Adem IX M, kedatangan migran di Sunda Kalapa susul menyusul. Migrasi dalam bahasa Betawi disebut 'ngendon', kalau migran endonan.

1. Pasar Pisang atau Pisangan (migran Brazil) di Jl Kunir

2. Yapat (migran west Afro atau Moro) Jl Lodan

3. Tana Mera di Bandengan dan Jamba Tana Mera (Jembatan Mera) di Mangga Dua. Migran Carribea

4. Pekojan: Koja. Migran Indian muslim yang datang dari Malabar India. Wanita Koja yang kaya, wafat XI M 

5. Rawa Bebek di Kota dan Mangga Dua: migran Khmer

6. Siongka: migran Zion di Mangga Dua dan Jl Tongkol.

7. Beos di Kota: migran Turki, Beos dari Bey Os.

8. Emrat Jl Lodan, migrab Emirat

9. Roa Malaka di Kota: migran Melayu Malaka

10. Jamba Tana Lima Jembatan Lima: .migran Peru

11. Jamba Tana Tiga Jembatan Tiga Bandengan: Tiga = tinggi. Tinggi phisik atau status sosial?

12. Kampung Asem Jl Kakap dan Asemka Kota. Asem > Achem. Jew North Afro.

13. Brok di Jl Kakap. Mestinya Ber Ok. Kenegrian Ber. Suku di Turki.

14. Migran Greek menghuni loji. Native menyebut mereka Grek,  atau Yunan. Litho atas dibuat XVI M. Wanita Greek di Sunda Kalapa.

15. Orang Portugis sejak abad XV M di Sunda Kalapa. Tidak ada bukti mereka menjajah Sunda Kalapa. Mereja berdagang dan huniannya menyebar antara lain di Macao Po, Jembatan Batu, Kota.

Native Betawi di Kampung Daleman Kota Inten, Kampung Gusti, Pejagalan, Pengukiran dekat Pejagalan, Kapuk Muara, Penjaringan Kota. Orang Jawa di Kampung Jawa dekat Glodok, dan pulau Untung Jawa.

Di Sunda Kalapa tak ada kampung, sampai dengan era sebelum VOC di sekitar Sunda Kalapa, yang mengindikasi hunian orang Banten, Cirebon, Sunda, China, India non muslim. Tl

Juga tidak ada bukti Kesultanan Banten pernah menguasai Sunda Kalapa.

Migran Samarkand menghuni loji-loji yang mereka bangun (kemudian disewakan) di sekitar Pelabuhan Sunda Kalapa.

Beginilah pluralisme Sunda Kalapa sejak abad IX M dan mengesankan pelabuhan dan bandar Sunda Kalapa kota Internasional.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement