REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapitalisasi pasar emiten telekomunikasi, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, terus mengalami peningkatan. Hingga saat ini, kapitalisasi pasar emiten bersandi saham TLKM ini telah mencapai Rp 411,11 triliun, masuk posisi tiga besar setelah BBCA dan BBRI.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Okie Ardiastama, mengatakan naiknya kapitalisasi pasar perseroan ini karena didukung oleh sejumlah faktor. Salah satunya yaitu kinerja keuangan perseroan yang cemerlang.
Pada kuartal III 2021, pendapatan TLKM naik 6,1 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp 106 triliun. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pun turut naik 13,14 persen menjadi Rp 18,87 triliun per September 2021.
Selain itu, lanjut Okie, kapitalisasi pasar TLKM tumbuh signifikan karena ekspektasi pelaku pasar yang tinggi terkait sektor telekomunikasi ke depan. Artinya, pasar melihat sektor telekomunikasi ke depan berpotensi tumbuh dan menjanjikan.
Okie melihat, kapitalisasi pasar TLKM ini masih berpotensi untuk tumbuh di tahun-tahun mendatang. "Hal ini seiring dengan perkembangan teknologi serta tingginya permintaan data yang saat ini menjadi kebutuhan masyarakat," kata Okie kepada Republika, Kamis (2/12).
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan Telkom berhasil mencetak sejarah dengan mencetak kapitalisasi pasar sebesar Rp 411,11 triliun. Erick menilai pencapaian tersebut merupakan hasil dari perubahan model bisnis Telkom yang fokus pada pasar business to business (B2B) atau segmen korporasi dan Telkomsel fokus pada business to consumer atau pasar konsumen.
Erick mengatakan transformasi Telkom merupakan upaya BUMN menjadi kekuatan, penyeimbang, dan bahkan mampu melakukan intervensi market.
"Sudah terbukti sekarang, Telkom market cap terus naik enam bulan terakhir menjadi Rp 411 triliun, ini sejarah buat Telkom," ujar Erick di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (1/12).
Erick mengatakan Telkom mampu menjawab keraguan banyak pihak terkait pertumbuhan industri telekomunikasi yang diproyeksikan menurun. Erick menyebut Telkom justru bergerak ke arah positif dengan meraih pertumbuhan pendapatan sebesar 6,1 persen atau sekitar Rp 106 triliun. Pencapaian ini membuat Telkom mengungguli perusahaan telekomunikasi negara-negara lain.