REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh: Farah Noersativa
Penelitian terbaru mengenai vaksin virus corona buatan India, Covaxin, menemukan bahwa dua dosis Covaxin dinyatakan 50 persen efektif melawan gejala Covid-19. Studi itu diterbitkan dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases.
Menurut laman The Mid Day yang dilansir Jumat (3/12), hasil studi sementara menunjukkan dua dosis Covaxin yang juga dikenal sebagai BBV152, memiliki 77,8 persen kemanjuran terhadap penyakit simtomatik dan tidak menimbulkan masalah keamanan yang serius. Studi terbaru itu memiliki peserta 2.714 pekerja rumah sakit di All India Institute of Medical Sciences (AIIMS) di Delhi selama 15 April hingga 15 Mei 2021 lalu. Terutama mereka yang bergejala dan menjalani tes RT-PCR untuk deteksi Covid-19.
Para peneliti mencatat, varian Delta adalah jenis yang dominan di India selama masa penelitian. Varian delta terdeteksi sekitar 80 persen dari semua kasus Covid-19 yang dikonfirmasi.
Covaxin sendiri dikembangkan oleh Bharat Biotech yang berbasis di Hyderabad. Perusahaan itu bekerja sama dengan Institut Virologi Nasional, Dewan Penelitian Medis India (NIV-ICMR), Pune.
Vaksin ini adalah virus utuh yang tidak aktif yang diberikan dalam rejimen dua dosis yang diinjeksi dengan selisih 28 hari. Pada bulan Januari tahun ini, Covaxin disetujui untuk penggunaan darurat di India untuk orang berusia 18 tahun ke atas.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menambahkan vaksin tersebut ke dalam daftar penggunaan darurat yang disetujui untuk penggunaan vaksin Covid-19 awal bulan ini. Studi terbaru dilakukan selama lonjakan Covid-19 kedua di India dan pada petugas kesehatan yang terutama ditawari Covaxin.
"Studi kami menawarkan gambaran yang lebih lengkap tentang bagaimana kinerja BBV152 (Covaxin) di lapangan dan harus dipertimbangkan dalam konteks kondisi lonjakan Covid-19 di India, dikombinasikan dengan kemungkinan potensi penghindaran kekebalan dari varian Delta,” kata Profesor Kedokteran Tambahan, Manish Soneja, di AIIMS New Delhi.
Soneja mengatakan, temuan dia dan timnya menambah semakin banyak bukti bahwa program peluncuran vaksin cepat tetap menjadi jalur paling menjanjikan untuk pengendalian pandemi. Sementara, lanjut dia, kebijakan kesehatan masyarakat harus terus memasukkan langkah-langkah perlindungan tambahan, seperti pemakaian masker dan jarak sosial.
Pusat vaksinasi Covid-19 di AIIMS New Delhi secara eksklusif menawarkan Covaxin mulai 16 Januari tahun ini kepada 23.000 karyawannya. Para peneliti mengevaluasi efektivitas vaksin terhadap RT-PCR simtomatik yang dikonfirmasi infeksi SARS-CoV-2.
Dari 2.714 karyawan dalam populasi penelitian, 1.617 orang dinyatakan positif SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, dan 1.097 dinyatakan negatif. Kasus positif dicocokkan dengan tes RT-PCR negatif (kontrol). Peluang vaksinasi dengan Covaxin dibandingkan antara kasus dan kontrol dan disesuaikan dengan paparan kerja terhadap Covid-19, infeksi SARS-CoV-2 sebelumnya, dan tanggal infeksi.
Studi ini menemukan, efektivitas vaksin terhadap gejala Covid-19 setelah dua dosis Covaxin dengan dosis kedua diberikan 14 hari atau lebih sebelum menjalani pengujian RT-PCR adalah 50 persen. Menurut peneliti, efektivitas dua dosis vaksin tetap stabil selama tujuh pekan masa tindak lanjut.
Efektivitas vaksin yang disesuaikan dari dosis pertama, diperkirakan setelah tujuh dan 21 hari, rendah. Itu dinilai para peneliti konsisten dengan kinerja pencegahan lain terhadap varian Delta.
“Temuan dari penelitian mengkonfirmasi penelitian sebelumnya yang menunjukkan dua dosis BBV152 diperlukan untuk mencapai perlindungan maksimal dan bahwa semua rencana peluncuran vaksin harus mengikuti jadwal pemberian dosis yang direkomendasikan,” kata Asisten Profesor Kedokteran di AIIMS New Delhi, Parul Kodan.