REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Indonesia Sport Nutrition Association Rita Ramayulis menyarankan untuk menambahkan protein ke dalam makanan selingan atau di antara dua waktu makan dan ketika menjelang tidur. Penambahan protein sebagai camilan baik dilakukan setiap hari.
"Dulu, selingan itu untuk memenuhi kebutuhan energi yang belum terpenuhi pada makanan pokok. Sekarang tidak bisa lagi, harus menambahkan protein karena itu perlindungannya tubuh kita," kata dia dalam sebuah webinar kesehatan, ditulis Sabtu (4/12).
Rita yang juga pengurus DPP Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) itu mengatakan protein dibutuhkan sel imunitas agar bisa bekerja sesuai tugasnya. Zat gizi yang juga harus ada di dalam makanan utama ini pun bertugas membantu memelihara sel yang sudah terbentuk.
"Jadi sel-sel yang sudah terbentuk lama-lama menua, butuh diberi protein supaya tetap disintesis, kepadatannya tetap ada, karena protein bahan dasar seluruh hormon dan enzim dalam tubuh. Jadi tidak boleh kekurangan protein," jelas dia.
Seseorang misalnya membutuhkan enam porsi protein yang bisa didapatkan dari beragam pangan seperti daging, tempe dan olahannya serta susu. Dari susu contohnya, dibutuhkan sekitar dua porsi. Jumlah ini akan meningkat seiring seseorang melakukan kegiatan yang membutuhkan energi berlebih, menguras protein, atau saat pemulihan usai sakit.
"Saat situasi pandemi, kebutuhan kebutuhan protein kita diminta lebih ditingkatkan, salah satunya bisa diambil dari keju," ujar Rita.
Keju bisa menjadi salah satu sumber protein yang penggunaannya relatif luas ke dalam makanan. Ini berbeda dari susu yang cenderung terbatas penggunaannya misalnya tak bisa dipanaskan karena bisa menghilangkan zat gizinya.
"Makanya keju menjadi salah satu pilihan cerdas karena dia bisa masuk ke mana pun. Misalnya mau pakai ubi, singkong, masuk semuanya (bersama keju), malah bikin ubi keju makin terasa enaknya. Kalau ditambahkan keju lebih bernilai," kata Rita.