Senin 06 Dec 2021 01:13 WIB

Peneliti Cari Tahu Sejauh Mana Vaksin Bisa Lawan Omicron

Peneliti telah mempelajari varian omicron secara real-time.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Qommarria Rostanti
Para peneliti tengah berlomba untuk mencari tahu vaksin seperti apa yang bisa mengatasi penyebaran virus corona varian omicron (ilustrasi).
Foto: Republika
Para peneliti tengah berlomba untuk mencari tahu vaksin seperti apa yang bisa mengatasi penyebaran virus corona varian omicron (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Para peneliti tengah berlomba untuk mencari tahu vaksin seperti apa yang bisa mengatasi penyebaran virus corona varian omicron. Salah satunya seperti yang dilakukan salah seorang ahli virologi di sebuah laboratorium di Universitas New York, Ned Landau, yang tengah mengembangkan versi rekayasa dari varian baru virus corona omicron.

Studi laboratorium ini, yang disebut uji netralisasi, akan menjadi salah satu data pertama yang tersedia tentang seberapa baik vaksin bekerja melawan omicron. Namun para ahli memperingatkan bahwa studi tersebut hanya akan menjadi bagian dari teka-teki dan bukan untuk menciptakan vaksin baru khusus omicron.

Baca Juga

“Data laboratorium itu sendiri yang kami dapatkan dalam dua pekan ke depan, saya rasa tidak akan cukup untuk membuat vaksin baru," kata Landau dikutip dari NBC News, Ahad (5/12).

Dia berharap bahwa varian tersebut akan sedikit lebih resisten terhadap antibodi yang diinduksi vaksin karena memiliki sejumlah besar mutasi pada bagian virus yang diikat oleh antibodi, yang disebut domain pengikatan reseptor. Seorang profesor imunologi di University of Arizona, Deepta Bhattacharya, berharap antibodi yang dihasilkan vaksin kurang efektif dalam mengikat dan menetralkan varian omicron. Tapi itu bukan satu-satunya faktor yang perlu dipertimbangkan; varian beta, yang ditemukan di Afrika Selatan awal tahun ini, juga menyebabkan penurunan netralisasi, katanya. Tetapi karena tidak menular seperti varian delta, tidak pernah mendapatkan pijakan untuk menyebar luas.

Seorang ahli biologi komputasi di Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle, Trevor Bedford, telah mempelajari varian omicron secara real-time. Menurut perhitungan awal menggunakan data dari Afrika Selatan, dia memperkirakan itu bisa menyebar tiga hingga lima kali lebih cepat dibandingkan delta yang pernah ada. Namun, ini adalah perkiraan awal, dan para peneliti akan memiliki pemahaman yang lebih baik setelah menganalisis data dari bagian lain dunia.

Sejumlah hal yang perlu perhatikan dalam beberapa pekan mendatang adalah jumlah orang yang terinfeksi menyebarkan virus, jumlah yang dipengaruhi oleh tingkat vaksinasi, infeksi sebelumnya, pengujian, dan langkah-langkah mitigasi seperti mengenakan masker. Para ahli juga ingin melihat apakah kasus meningkat saat varian omicron menyebar, dan apakah varian ini dapat mengalahkan delta untuk menjadi varian dominan di seluruh dunia. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement