REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sebagai negara dengan pemeluk agama Islam terbesar di dunia, muslim Indonesia dapat memberikan peran terbaiknya dalam ekonomi dan keuangan syariah. Poin tersebut kemudian menjadi motivasi bagi tim debat STEI SEBI Depok untuk mengikuti kompetisi nasional yang diselenggarakan oleh HIMA IEKI UPI. Mereka adalah Arif, Lisa Nurhanifah, dan Irfaul Risqoh Al Rieza.
Ketiganya, yang merupakan penerima beasiswa SDM Ekspad, menyampaikan mosi bahwa ekonomi syariah lebih unggul dijadikan solusi bagi permasalahan ekonomi saat ini dibandingkan dengan ekonomi konvensional.
Menurut ketiganya, penerapan ekonomi syariah dapat berkembang pesat di Indonesia walaupun Indonesia belum menerapkan Islam secara faffah dalam sistem pemerintahan. Atas hal tersebut ketiganya berhasil menyabet juara pertama dalam kompetisi nasional ini.
“Persiapan lomba yang satu ini hanya H-1 dan di saat yang sama kami mengikuti lomba yang lain,” ujar salah satu anggota tim.
Dalam waktu yang bersamaan mereka bertiga mengikuti kompetisi debat yang diselenggarakan oleh UPN Veteran Jakarta. Ketiganya lagi-lagi berhasil menyabet juara pertama dengan topik “Bangkitnya Kreativitas dan Produktivitas Generasi Z Ditengah Pandemi Covid-19 Menuju Generasi Emas Indonesia”.
Lisa Nurhanifah, salah satu anggota debat menyampaikan terdapat hal unik dalam kompetisi debat kali ini.
“Ada cerita unik dan unforgettable banget buat saya dan tim ketika dua lomba yang kami ikuti ternyata masuk final dua-duanya dan pelaksanaan final di hari dan waktu yang bersamaan. Awalnya saya dan tim pesimistis dan khawatir tidak bisa handle keduanya. Namun, atas izin Allah SWT, final diwaktu yang bersamaan yang hanya selang beberapa menit saja saya dan tim meraih juara satu dikedua lomba tersebut. Alhamdulillah,” ungkapnya dalam wawancara yang dilakukan via Whatsapp seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (8/12).
Ketiganya menyampaikan kemenangan tersebut tidak terlepas dari persiapannya, yaitu banyak membaca jurnal ilmiah, artikel, latihan berbicara di depan kaca, dan menjadikan waktu presentasi di kelas sebagai latihan percaya diri. Kemudian diiringi motivasi untuk membangun mental berani berpendapat dan percaya diri, berpikir kritis, inovatif, dan menambah relasi dari berbagai universitas di Indonesia.