REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Klinik Pendidikan MIPA (KPM) adakan Pelatihan Literasi dan Numerasi secara daring untuk umum. Pelatihan tersebut terbagi menjadi dua sesi, sesi pertama dilaksanakan pada 12 November 2021, dan sesi kedua pada 3 Desember 2021.
Pelatihan tersebut digelar sebagai upaya KPM untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi baik dari kalangan guru, orangtua dan siswa untuk mencetak generasi penerus bangsa yang kuat dan mampu bersaing dalam perkembangan zaman.
Dalam pelatihan kali ini, KPM menekankan pada budaya literasi, mengingat budaya membaca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Mengutip buku Memperkuat Literasi Membangun Budaya Wirausaha Tulisan Tuty Juliaty dan Iis Mulyani (2021), hasil survei World Culture Indeks Score 2018 menunjukkan bahwa kegemaran membaca masyarakat Indonesia menempati urutan ke-17 dari 30 negara.
Pelatihan Literasi dan Numerasi yang mengusung tema “Cara Membuat Soal Cerita Matematika dan IPA yang Mengandung Unsur HOTS” menghadirkan Presiden Direktur KPM Dr. Raden Ridwan Hasan Saputra, M.Si. sebagai pemateri dari pelatihan ini, serta General Manager Litbang KPM Andri Imam Munandar, S.TP. sebagai pengisi materi IPA pada pelatihan ini.
Higher Order Thinking Skills (HOTS) adalah jenis soal yang dalam pengerjaannya memerlukan kemampuan analisis yang tinggi. Klinik Pendidikan MIPA (KPM) berkeinginan untuk meningkatkan budaya literasi melalui soal-soal berjenis HOTS sehingga sumber daya manusia di Indonesia adalah sumber daya manusia yang cerdas, kreatif, dan inovatif.
"Jika pada sesi pertama kemarin materinya mengenai Matematika dan fokusnya ke numerasi, sekarang materinya mengenai IPA dan fokusnya literasi. Jadi, KPM berkeinginan meningkatkan kemampuan membaca dan menulis karena literasi saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah dan juga kita tahu bahwa kegiatan-kegiatan seperti Uji AKN dan UTBK sangat membutuhkan kemampuan literasi," ungkap Andri.
Dalam pelatihan tersebut, Presiden Direktur KPM atau yang akrab disapa Pak Ridwan menjelaskan betapa pentingnya membuat perubahan dalam membuat soal, dari yang sebelumnya hanya soal-soal yang rutin yang biasa saja menjadi soal-soal yang kreatif dan inovatif yang membuat para siswa siap menghadapi tantangan masa depan.
"Kita ingin siswa ketika menjawab soal dapat sekaligus memancing siswa untuk memiliki ketertarikan dalam budaya literasi. Jadi siswa tidak hanya merasa ada kewajiban untuk menjawab soal, tetapi juga terbiasa dengan literasi dengan cara memasukkan unsur literasi tersebut ke dalam soal. Nantinya siswa akan tertarik untuk membaca apapun bacaannya sehingga kecerdasan dan kemampuan siswa akan meningkat," lanjut Andri.
Sebelum mengakhiri sesi pelatihan tersebut, Pak Ridwan mengajak peserta untuk melakukan sedekah soal. Selain dapat melatih peserta dengan terbiasa membuat soal HOTS, kegiatan sedekah soal ini juga dapat meningkatkan budaya literasi para peserta.
Para peserta juga akan mendapatkan sertifikat dari pelatihan ini, namun dengan syarat mengikuti kegiatan sedekah soal, meskipun hanya memberikan dua atau tiga soal. Peserta dapat mengirimkan sedekah soal beserta jawaban melalui https://intip.in/SedekahSoalKPM.