REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR RI M. Nasir Djamil mengatakan penguatan terhadap demokrasi, hukum, dan etika di Indonesia secara beriringan dapat meningkatkan kualitas demokrasi itu sendiri.
"Ada tiga bandul yang harus dikuatkan kembali, demokrasi, hukum, dan etika. Ketiga itu harus seiring dan sejalan kalau mau meningkatkan kualitas demokrasi," ujar M. Nasir Djamil.
Pendapat tersebut dikemukakannya saat menjadi panelis dalam diskusi publik yang diselenggarakan What's Viral bertajuk Demokrasi Timur Berjaya di Jakarta, Rabu (9/12).
Berdasarkan hasil pengamatan para pengamat, kata Nasir Djamil, salah satu penyebab penurunan kualitas demokrasi di suatu negara adalah kurangnya penegakan hukum.
Oleh karena itu, Indonesia sudah sepatutnya meningkatkan penegakan hukum demi terwujudnya demokrasi yang berkualitas.
Selain itu, menurut dia, peran media pun diperlukan untuk meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia. Melalui media, suara-suara rakyat akan lebih didengarkan oleh Pemerintah."Sebenarnya, media sangat kita butuhkan untuk menyuburkan dan meningkatkan kualitas demokrasi," kata dia.
Terkait dengan etika, lanjut Nasir Djamil, sebagaimana yang dikatakan oleh Bung Hatta, sebagian besar perjalanan dan kehidupan demokrasi ditentukan oleh rasa tanggung jawab.
Tanggung jawab itu merupakan salah satu wujud etika yang harus diperkuat untuk meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia.
Di samping itu, Nasir Djamil berpesan agar segenap bangsa Indonesia menjalankan demokrasi yang disandingkan dengan Pancasila.
Demokrasi Indonesia, kata dia, adalah demokrasi yang berketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, merajut persatuan Indonesia, mengedepankan musyawarah, serta menghadirkan keadilan bagi seluruh rakyat.
Dengan menyandingkannya dengan Pancasila itu, menurut Nasir Djamil, demokrasi pun dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan taraf kehidupan masyarakat.
"Kalau itu bisa kita lakukan, saya percaya demokrasi itu akan memberikan kebaikan kepada bangsa Indonesia," tutupnya.