Selasa 14 Dec 2021 20:39 WIB

50 Persen Kasus Meninggal Mendadak karena Serangan Jantung tanpa Gejala

Pasien yang meninggal karena serengan jantung umumnya dijumpai tanpa gejala.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Nora Azizah
Pasien yang meninggal karena serengan jantung umumnya dijumpai tanpa gejala (Foto: ilustrasi serangan jantung)
Foto: www.freepik.com.
Pasien yang meninggal karena serengan jantung umumnya dijumpai tanpa gejala (Foto: ilustrasi serangan jantung)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga kini, kasus meninggal mendadak akibat serangan jantung masih cukup sering terdengar, termasuk yang terjadi pada Haji Lulung yang dikabarkan meninggal hari ini, Selasa (14/12), karena serangan jantung. Menurut pakar, kasus meninggal tiba-tiba karena serangan jantung bahkan tidak menimbulkan gejala sebelumnya.

Menurut Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Siloam Hospitals Lippo Village, Dr dr Antonia Anna Lukito, Sp.JP(K), FIHA, FAPSIC, FAsCC, FSCAI, sebanyak 50 persen pasien dengan serangan jantung atau meninggal mendadak umumnya dijumpai tanpa gejala. Hal itu yang membuat banyak para pakar jantung menyarankan agar melakukan deteksi dini sakit jantung.

Baca Juga

"Itulah gunanya mendeteksi dini tanpa menunggu gejala peringatan lagi," sarannya pada sesi webinar bertajuk “Deteksi Dini Penyakit Jantung: Apakah Mungkin?” yang diselenggarakan oleh Siloam Hospitals Lippo Village dan Roche Indonesia belum lama ini.

Ia menjelaskan, ketika mendengar penyakit jantung, masyarakat berasumsi sebagai serangan jantung koroner. Padahal, penyakit jantung tidak hanya itu.