Selasa 14 Dec 2021 21:26 WIB

Ahli Epidemiologi Beri Kabar Baik Terkait Omicron

Data awal dari Afrika Selatan menyebut varian ini tidak memberikan efek yang parah.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Ahli epidemiologi memberikan kabar baik terkait varian omicron (ilustrasi).
Foto: Republika
Ahli epidemiologi memberikan kabar baik terkait varian omicron (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tepat sebelum liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru), salah seorang pakar virus dari Amerika Serikat (AS) memberikan kabar baik mengenai varian omicron. Walaupun varian ini masih belum jelas apakah kebal dengan vaksin atau tidak.

"Kita berada dalam situasi yang saya anggap sebagai salah satu masa paling membingungkan di seluruh pandemi," kata ahli epidemiologi dan Direktur Center for Infectious Disease Research and Policy University of Minnesota, dr Michael Osterholm, pada episode terbaru podcast-nya.

Baca Juga

Osterholm mencatat di negara bagian asalnya, kasus Covid-19 berada pada tingkat yang mendekati rekor, dan sistem kesehatan sedang merasakan ketegangan. "Di Minnesota, lonjakan kasus yang sebenar-benarnya, itu dimulai pada akhir Agustus dan baru saja naik ke titik di mana saat ini lonjakan kasusnya sudah seperti di Inggris. Dan kasus ini tidak akan hilang begitu saja," kata dia.

Dia telah mengatakan, berkali-kali bahwa pandemi mungkin sudah selesai, tetapi virusnya belum selesai dan masih bersama kita semua. Akibatnya, mungkin saja ke depannya bisa memberi dampak yang lain pada pandemi yang masih berlangsung ini.

Osterholm mendedikasikan edisi podcast-nya ini untuk anak-anak, dengan mencatat bahwa kasus Covid-19 pediatrik sedang melonjak. "Saya mendesak semua orang tua yang menjadi bagian dari keluarga podcast hari ini, tolong segera vaksinasi lengkap anak-anak kita," kata dia.

Sekarang masih terlalu dini untuk mengetahui seberapa jauh kecepatan penularan omicron dibandingkan delta dan varian lainnya. Tetapi data menunjukkan bahwa sejauh ini yang paling menular dari semua varian adalah omicron di mana varian ini lebih menular empat kali dibandingkan delta.

"Ada yang menyebutkan bahwa varian ini tidak hanya lebih menular tetapi mungkin saja varian ini lebih berbahaya dari sebelumnya. Saya mendengar orang membicarakan ini hampir seperti hari kiamat," kata dia.

Namun, data awal dari Afrika Selatan menyebutkan bahwa varian ini tidak memberikan efek yang parah. Osterholm meyakini bahwa omicron tidak parah, dan ini kabar baik yang harus disebarkan.

Kebanyakan orang yang terinfeksi omicron adalah usia muda, dan banyak dari mereka adalah yang sudah divaksinasi, namun mereka lebih dikuatkan untuk melawan Covid-19. Bisa jadi vaksinlah yang bertanggung jawab atas varian omicron yang tidak menyebabkan efek parah.

"Satu kesimpulan yang dapat saya ambil dengan jelas dari semua ini adalah fakta bahwa sekarang jika ada waktu di mana kita memahami pentingnya dosis booster, sekaranglah saatnya," kata Osterholm.

"Kita semua harus divaksin dosis ketiga, kita bisa menyebut booster, atau menyebut dosis terakhir, saya tidak peduli, tapi tolong jangan berdebat lagi tentang vaksin," ujar dia lebih lanjut.

Dia menyarankan pada semua orang untuk mengikuti dasar-dasar prokes dan bantu mengakhiri pandemi. "Segera vaksin. Jika tinggal di daerah dengan tingkat vaksinasi rendah, kenakan masker wajah N95. Jangan bepergian. Tetap jaga jarak. Hindari kerumunan. Tetap jaga kebersihan tangan," kata dia.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement