Sabtu 18 Dec 2021 23:11 WIB

Kebiasaan Makan Ini Picu Kehilangan Massa Otot

Kurangnya asupan gizi turut berperan pada terjadinya penurunan massa otot.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Indira Rezkisari
Penurunan massa otot atau sarkopenia bisa dicegah dan diperbaiki dengan melakukan perbaikan gaya hidup. Misalnya rutin berolahraga, mengonsumsi makanan kaya gizi, dan menjauhi rokok.
Foto: EPA/Fazry Ismail
Penurunan massa otot atau sarkopenia bisa dicegah dan diperbaiki dengan melakukan perbaikan gaya hidup. Misalnya rutin berolahraga, mengonsumsi makanan kaya gizi, dan menjauhi rokok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Massa otot secara alami akan menurun seiring dengan proses penuaan. Akan tetapi, beberapa faktor dapat mempercepat penurunan massa otot ini, hingga memicu masalah kesehatan seperti sarkopenia.

Studi terbaru yang melibatkan 1.211 partisipan lansia berusia di atas 65 tahun di Singapura berhasil menemukan beberapa faktor yang dapat berkontribusi pada penurunan massa otot. Sebagian dari faktor tersebut adalah status sosial ekonomi dan penyakit kronis yang mendasari.

Baca Juga

Di samping itu, peneliti juga menemukan bahwa kurangnya asupan gizi turut berperan pada terjadinya penurunan massa otot. Pada lansia, kondisi ini kerap dipengaruhi oleh penurunan nafsu makan yang dikenal dengan istilah anoreksia penuaan.

Pada lansia, penurunan nafsu makan akan berimbas pada berkurangnya konsumsi makanan. Kondisi ini akan membuat lansia tidak mendapatkan asupan gizi sesuai dengan kebutuhan mereka. Bila dibiarkan, lama-kelamaan massa otot bisa ikut menurun.

Untuk menghindari risiko ini, lansia disarankan menjaga massa otot mereka melalui olahraga rutin dan mengonsumsi makanan padat gizi. Strategi ini tak hanya dapat melindungi massa otot tetpai juga meningkatkan harapan hidup. Menurut studi dalam Journal of Bone and Mineral Research, penurunan massa otot bisa berkaitan dengan kematian dini.

Studi berbeda juga menemukan bahwa penurunan massa otot turut mempengaruhi stabilitas pinggul dan pundak. Bila stabilitas ini berkurang, kemungkinan terjatuh akan lebih besar. Di sisi lain, lansia cenderung memiliki densitas mineral tulang yang lebih rendah.

"Artinya Anda lebih berisiko mengalami patah tulang," ujar peneliti Rosa Maria Rodrigues Pereira MD PhD dari Medical School di University of Sao Paulo, seperti dilansir dari EatThis, Sabtu (18/12).

Pada perempuan, bukan hanya anoreksia lansia saja yang mempengaruhi penurunan massa otot. Perubahan hormon estrogen terkait menopause juga dapat memicu terjadinya penurunan massa otot dan kepadatan tulang sekaligus meningkatkan lemak perut.

Di sisi lain, Pereira mengatakan sarkopenia bisa dicegah dan diperbaiki dengan melakukan perbaikan gaya hidup. Misalnya rutin berolahraga, mengonsumsi makanan kaya gizi, dan menjauhi rokok. Saran ini tak hanya baik diikuti oleh lansia, tetapi oleh siapa saja. Semakin cepat dilakukan, semakin baik massa otot bisa terjaga seiring dengan proses penuaan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement