REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Politisi Senior, Sejarawan, dan Budayawan Betawi.
Time line Islamfobia:
1. Jaman Belanda umat Islam dipersulit pembangunan masjid. Sehingga terjadi peristiwa Guru Mugeni Kuningan pada 1930. Guru Mugeni menolak bongkar mesjid yang dibangunnya di Kuningan. Belanda menyuruh bongkar dengan alasan jaraknya terlalu dekat dengan mesjid Tegal Parang, Warung Buncit.
2. Tidak ada aksi Islamofobia di jaman Jepang. Malah Jepang memberi fasilitas pembentukan wadah persatuan ormas-ormas Islam yang dikenal dengan istilah Majlis Islam A'la Indonesia (MIAI).
3. Gema takbir mewarnai masa revolusi kemerdekaan.
4. Aksi Islamo phobia PKI yang bermula tahun 1955 saat pemilu lanjut masa kemerdekaan. Lalu berlanjut ke era Orde Lama sampai 1965. Selama satu dasawarsa Islam dihantam bertubi-tubi. Bahkan PKI menuntut pembubaran Himpunan Mahasiswa Islam (MI). Pemimpin-pemimpin Islam dijebloskan ke bui.
5. Zaman Orde Baru terasa sulit menjadi aktivis Islam. Bikin Radio Amatir digerebek seperti Kyai Abdullah Syafi'i. Begitu juga ketika terbitkan koran. Langsung dibreidel seperti koran Abadi. Ikut partai seperti PPP sulit berkampanye. Bentuk keslutian ini mewujud dalam berbagau rupa dan jenis kesulitan lain.
6. Zaman reformasi terutama sekarang ucapan-ucapan yang tidak bagus terhadap Islam marak dilontarkan seolah tanpa rasa jeri dan bimbang.
Pada medio Desember 2021 seorang muslimah anggota DPR Amerika, asal Somalia, bernama Ilham Omar menyampaikan usul di House agar dikeluarkan larangan perbuatan Islamofobia. Di luar dugaan Ilham dapat dukungan mayoritas. Mr Speaker atau Ketua DPR Amerika akhirnya ketok martil menyetujui Act (akta) larangan Islamofobia.
Saya sulit mencerna, apa yang kini tengah terjadi di Amerika, dan apa pula yang terjadi di Indonesia yang warganya sebagian besar merupakan Muslim itu.