REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paparan racun logam tertentu bisa meningkatkan aterosklerosis, meski paparan tersebut rendah. Aterosklerosis merupakan penumpukan plak di arteri yang dapat memicu terjadinya serangan jantung dan strok.
Hal ini diungkapkan lewat studi berskala besar di Spanyol yang melibatkan orang-orang paruh baya, di mana 97 persennya merupakan laki-laki. Para partisipan ini bekerja di pabrik bodi mobil.
Hasil studi menunjukkan, paparan racun logam, meski rendah, dapat meningkatkan risiko masalah jantung. Racun-racun logam yang disoroti dalam studi ini adalah arsenik, kadmium, dan titanium.
Arsenik dan kadmium bisa ditemukan pada tembakau, makanan, dan air. Sedangkan, titanium umumnya datang dari implan gigi dan ortopedi, pembungkus alat pacu jantung, produk kosmetik, dan beberapa makanan.
Temuan ini sejalan dengan temuan-temuan sebelumnya yang juga menemukan adanya hubungan antara arsenik dan kadmium dengan kejadian jantung dan pembuluh darah yang berat. Temuan ini pun menambah titanium sebagai faktor risiko potensial baru.
"Titanium merupakan faktor menarik yang belum pernah (ditinjau) sebelumnya," ujar Direktur Christina Lee Brown Envirome Institute/American Heart Association Tobacco Regulation Center di University of Louisville, Aruni Bhatnagar PhD, seperti dilansir WebMD, Senin (20/12).
Mengingat studi ini lebih banyak melibatkan laki-laki, peneliti menilai perlu adanya studi lebih lanjut yang lebih berfokus pada perempuan dan populasi umum. Peneliti juga menilai kondisi lingkungan, pekerjaan, dan standar keamanan yang ada untuk kadmium, arsenik, dan bahan logam lainnya saat ini masih belum cukup untuk melindungi orang-orang dari risiko kesehatan terkait paparan logam.
Peneliti senior dari National Center for Epidemiology di Instituto de Salud Carlos III, Maria Tellz-Plaza MD, mengatakan, konsentrasi metal pada tubuh bisa diperiksa melalui tes darah dan urine. Selain itu, Tellz-Plaza juga mengimbau agar orang-orang melakukan beberapa upaya pencegahan untuk melindungi diri dari paparan racun logam.
Salah satu di antaranya adalah menutup jendela rumah dan mobil bila polusi udara di luar tinggi. Selain itu, Tellz-Plaza juga menganjurkan orang-orang untuk lebih sering berjalan kaki di area-area hijau.
"Kemudian, yang mendasar adalah melindungi perokok pasif dari paparan asap rokok dan berhenti merokok," ujar Tellz-Plaza.