REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen vaksin Moderna mengeklaim, suntikan penguat (booster) atau dosis ketiga vaksin Covid-19 milik mereka dapat meningkatkan kadar antibodi terhadap varian omicron. Kemampuan itu dapat terjadi dalam waktu satu bulan setelah mendapatkan suntikan.
Dalam studi laboratorium, perusahaan memberi 20 peserta yang divaksinasi penuh booster 50 mikrogram atau dosis yang saat ini disahkan Food and Drug Administration (FDA). Lalu 20 lainnya menerima dosis 100 mikrogram yang lebih tinggi. Setelah 29 hari, sukarelawan memberikan sampel darah yang kemudian dianalisis.
Hasil penelitian menunjukkan, orang yang menerima booster 50 mikrogram melihat tingkat antibodi penetralisir mereka meningkat 37 kali lipat dibandingkan dengan tingkat pra peningkatan. Sementara mereka yang diberi booster 100 mikrogram melihat tingkat antibodi meningkat 83 kali lipat.
Efek samping setelah dosis booster serupa dengan yang terlihat setelah dua dosis awal. Tetapi booster 100 mikrogram sedikit lebih mungkin menyebabkan reaksi merugikan dibandingkan dosis 50 mikrogram, menurut laporan perusahaan.
Varian omicron terus menyebar ke seluruh dunia dan menunjukkan kemampuan untuk setidaknya menurunkan perlindungan yang ditawarkan oleh vaksin. Dalam sebuah pernyataan, dikutip ABC News, Senin (20/12), CEO Moderna, Stéphane Bancel, mengatakan temuan itu "meyakinkan."
"Peningkatan dramatis dalam kasus Covid-19 dari varian omicron mengkhawatirkan semua orang. Namun, data ini menunjukkan, booster Moderna Covid-19 yang saat ini resmi dapat meningkatkan tingkat antibodi penetral 37 kali lipat lebih tinggi daripada tingkat pra peningkatan yang meyakinkan," kata dia.
Untuk menanggapi varian yang sangat menular ini, Moderna akan terus dengan cepat mengembangkan kandidat booster khusus omicron ke dalam uji klinis jika diperlukan pada masa mendatang.
Seorang juru bicara perusahaan yang berbasis di Cambridge, Massachusetts mengatakan, itu akan tergantung pada regulator federal untuk memutuskan apakah akan mengizinkan dosis 100 mikrogram booster Moderna atau menyimpannya pada dosis 50 mikrogram yang saat ini digunakan.
Karena peserta hanya ditindaklanjuti selama satu bulan setelah mendapatkan booster, tidak jelas apakah tingkat antibodi tetap tinggi atau peningkatannya cepat berkurang.
Selain itu, tes dilakukan di laboratorium dan tidak menunjukkan seberapa baik booster, pada dosis mana pun. Atau juga menghentikan penyebaran omicron atau mengurangi risiko penyakit parah, rawat inap, dan kematian pada orang yang mendapatkan infeksi terobosan.
Baca juga : Pakar Virus Prancis Bawa Kabar Baik Soal Omicron
Moderna mengatakan, mengingat seberapa cepat varian omicron menyebar di seluruh dunia, perusahaan akan memfokuskan "upaya jangka pendeknya" untuk memberikan sebanyak mungkin dosis suntikan booster resminya. Perusahaan juga sedang mengembangkan booster yang dirancang khusus untuk memerangi varian omicron, dengan uji klinis diharapkan akan dimulai awal tahun depan.
"Moderna akan terus mengevaluasi booster khusus omicron pada awal 2022, mengingat fitur-fitur kekebalan yang terkait yang ditunjukkan oleh varian yang menjadi perhatian ini, sebagai bagian dari strategi jangka menengah untuk mengatasi pandemi yang sedang berlangsung," kata presiden perusahaan, Stephen Hoge dalam konferensi pers.
Awal bulan ini, pejabat kesehatan, seperti dr Anthony Fauci, menyarankan, pengembangan booster khusus omicron tidak diperlukan. Namun, Hoge yakin para ilmuwan Moderna melanjutkan pekerjaan mereka untuk menciptakan booster khusus varian karena kekhawatiran omicron dapat bermutasi lebih jauh.