REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dalam menghadirkan kendaraan yang ramah lingkungan, pabrikan tak hanya dituntut untuk menekan emisi gas buang. Karena, pabrikan juga perlu mempertimbangkan standar konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dari tiap produk.
Hal ini juga perlu diperhatikan karena standar konsumsi akan mempengaruhi seberapa banyak BBM yang digunakan oleh sebuah kendaraan dalam melakukan perjalanan. Di Amerika Serikat (AS), standar ini ditentukan oleh Environmental Protection Agency (EPA).
Dikutip dari Car and Driver pada Selasa (21/12), EPA baru saja memutuskan standar konsumsi terbaru. Regulasi terbaru untuk mobil penumpang dan truk ringan ini akan mulai berlaku pada 2023.
Dalam regulasi ini, tiap kendaraan harus mengantongi konsumsi rata-rata sekitar 40 mil per galon atau sekitar 17 kilometer per liter. Artinya, kendaraan yang tak memenuhi spesifikasi itu tak bisa dipasarkan di AS.
EPA menerbitkan regulasi ini lewat riset terhadap teknologi yang ada saat ini dan teknologi yang bisa digunakan di masa depan. Riset itu pun ditunjang oleh analisis yang menunjukan standar yang dapat dicapai dan terjangkau.
Dengan regulasi tersebut, EPA mengklaim mampu memberikan keuntungan masyarakat senilai 190 miliar dolar AS. Karena, regulasi ini bisa berperan dalam menekan polusi dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Dengan adanya regulasi ini, maka pabrikan pun ditantang untuk bisa menghadirkan produk yang efisien. Salah satu cara yang paling pas adalah dengan menghadirkan produk dengan teknologi hybrid. Oleh karena itu, regulasi ini diperkirakan bisa mendongkrak penjualan mobil listrik dan hybrid sebesar 17 persen pada 2026.