Selasa 21 Dec 2021 20:49 WIB

Radang Otot Jantung Jadi Sebab Kematian Pria 26 Tahun Terkait Vaksinasi Covid-19

Selandia Baru laporkan kematian pria setelah menerima satu dosis vaksin Covid-19.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Nora Azizah
Selandia Baru laporkan kematian pria setelah menerima satu dosis vaksin Covid-19 (Foto: ilustrasi vaksin)
Foto: AP/Mary Altaffer
Selandia Baru laporkan kematian pria setelah menerima satu dosis vaksin Covid-19 (Foto: ilustrasi vaksin)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY --  Selandia Baru melaporkan kematian seorang pria berusia 26 tahun yang terkait dengan vaksin COVID-19 Pfizer Inc (PFE.N). Pria tersebut dilaporkan mengalami miokarditis, yakni peradangan langka pada otot jantung, setelah mendapatkan dosis pertama vaksin COVID-19 Pfizer.

Menurut laman Reuters yang dilansir Sealasa (21/12), pihak berwenang Selandia Baru menyebutkan bahwa kematian setelah vaksinasi COVID-19 sangat jarang terjadi. Laporan kematian terkait efek samping vaksin COVID-19 tersebut adalah yang kedua di Selandia Baru. Sebelumnya, satu kasus dilaporkan tentang kematian seorang perempuan yang meninggal setelah disuntik satu dosis pada Agustus lalu. 

Baca Juga

"Dengan informasi yang tersedia saat ini, dewan telah mempertimbangkan bahwa miokarditis mungkin disebabkan oleh vaksinasi pada individu ini," kata Dewan Pemantau Keamanan Independen Vaksin COVID-19 dalam sebuah pernyataan.

Berdasarkan keterangan dari pihak Selandia Baru, pria itu meninggal dalam waktu dua pekan setelah dosis pertama. Dalam  riwayatnya, dia tidak berkonsultasi medis atau pengobatan untuk gejala yang muncul. Miokarditis sendiri adalah peradangan pada otot jantung yang dapat membatasi kemampuan organ untuk memompa darah dan dapat menyebabkan perubahan ritme detak jantung.

Seorang juru bicara Pfizer mengatakan bahwa perusahaan mengetahui laporan kematian di Selandia Baru. Dia memantau semua laporan kemungkinan efek samping, dan terus percaya profil manfaat-risiko untuk vaksinnya adalah positif.

Dewan keamanan vaksin Selandia Baru juga mengatakan dua orang lainnya, termasuk seorang anak berusia 13 tahun, telah meninggal karena kemungkinan miokarditis setelah melakukan vaksinasi COVID-19. Rincian lebih lanjut diperlukan sebelum menghubungkan kematian anak dengan vaksin.

Sementara kematian seorang pria berusia 60-an tidak mungkin terkait dengan vaksin. Meskipun efek sampingnya jarang, dewan keamanan vaksin mengatakan manfaat vaksinasi jauh lebih besar daripada risikonya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement