REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berlibur di masa pandemi, apalagi dengan munculnya varian baru seperti Omicron, mengandung risiko. Karena itu penting untuk memahami risikonya sebelum memutuskan berlibur.
"Kalau ternyata keluarga membutuhkan vacation, pastikan aman. Penting untuk understand your risk. Timbang manfaatnya dan risikonya yang harus ditanggung. Kalaupun akan pergi jalan-jalan keluar paham risiko. Ambil sebagai suatu paket. Bagaimana caranya bisa meminimalisir risiko-risiko tersebut," kata perawat anak di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Efa Apriyanti, S.Kep., M.Sc, dalam sebuah webinar kesehatan, dikutip Selasa (21/12).
Efa mengatakan pastikan juga anggota keluarga lain saat saat memutuskan akan berlibur, mengingat hal itu bisa mendatangkan risiko, terutama bila ada anggota keluarga belum divaksin. Lebih lanjut, ketika memutuskan jalan-jalan ke luar kota atau negeri jadikan tes antigen atau PCR sebagai kebutuhan bukan sekedar menggugurkan kewajiban.
Kemudian, bila perjalanan harus menggunakan pesawat dan moda transportasi publik lainnya, pastikan sepanjang perjalanan memakai masker dan sudah divaksin. "Kalau belum divaksin lalu perjalanan flight-nya panjang, sangat berisiko apalagi anak-anak yang belum benar-benar patuh pada pemakaian masker," kata Efa.
Efa menyarankan memilih lokasi liburan yang bisa dijangkau kendaraan pribadi. Alasannya kontak dengan orang di luar keluarga bisa diminimalisir.
Walau begitu, saatnya berkontak dengan orang lain di luar anggota keluarga, misalnya saat mengisi bensin atau makan di tempat pemberhentian, terapkan betul prokes. Ajarkan anak selalu memakai masker (usia di atas 12 tahun), mencuci tangan dengan benar dan menjaga jarak aman dengan orang lain. Lalu, jangan lupa melindungi anak melalui vaksinasi.
Saat ini, pemerintah membolehkan anak usia 6-11 tahun bisa mendapatkan vaksin Covid-19. Efa mengatakan, ini menjadi kabar baik bagi masyarakat.
"Alhamdulillah sekarang sudah bisa anak 6-11 tahun divaksin yang mana setelah divaksin akan merasa lebih lega dan aman bagi anak dan anggota keluarga melakukan perjalanan," tutur dia.
Efa menyarankan perjalanan setidaknya dilakukan setelah 4-6 pekan setelah anak divaksin agar manfaatnya bisa optimal pada anak. "Tetapi bila anak baru divaksin tetapi perjalanannya sebentar lagi, anak masih tetap dapat efeknya Insya Allah, walaupun tidak seoptimal ketika sesuai dengan waktu yang sudah direkomendasikan," kata dia.
Kemudian, perhatikan aktivitas-aktivitas yang aman termasuk fasilitas umum yang digunakan bersama seperti toilet. Selain itu, pertimbangkan ketika akan berlibur bersama keluarga yang tidak tinggal serumah antara lain tidak ada dari mereka berisiko Covid-19 dengan gejala berat seperti pasien komorbid, dan lihat peta penyebaran Covid-19 di lokasi tujuan.
Baca juga : Bagaimana Melindungi Diri dari Varian Omicron?
"Kalau Anda tipe yang sangat takut, cemas jangan memaksakan melakukan vacation, karena percayalah tujuan yang tadinya ingin didapatkan saat vacation tidak akan didapatkan karena sepanjang perjalanan Anda berpikir apakah ini aman," ujar Efa.