REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Varian omicron kini telah melampaui varian delta dan mendominasi kasus Covid-19 di Amerika Serikat (AS). Per Jumat (17/12) lalu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa lebih dari 73 persen kasus Covid-19 baru di negara tersebut disebabkan oleh omicron.
Berdasarkan data per 18 Desember 2021, CDC mengungkapkan, prevalensi kasus Covid-19 akibat varian delta menurun jadi 26 persen. Padahal sejak Juli lalu, delta merupakan varian yang paling dominan di AS.
Di beberapa wilayah AS, varian omicron bahkan memiliki prevalensi lebih dari 90 persen. Sebagian wilayah tersebut adalah New York, New Jersey, hingga sebagian wilayah Midwest, yaitu South dan Pacific Northwest.
"Lonjakan tajam kasus omicron telah diprediksi dan serupa dengan apa yang telah terlihat di dunia," ujar CDC, seperti dilansir di Today, Rabu (22/12).
Meski begitu, para ahli tetap merasa terkejut dengan betapa cepatnya waktu yang dibutuhkan omicron untuk melampaui delta. Menurut para ahli, penyebaran omicron terlampau cepat.
"Varian ini sangat cepat," ujar ahli epidemiologi dari Harvard TH Chan School of Public Health, Bill Hanage.
Hingga saat ini masih belum diketahui apakah varian omicron menyebabkan gejala yang lebih ringan dibandingkan varian lain. Akan tetapi, data awal mengindikasikan bahwa gejala akibat varian omicron lebih ringan.
Meski begitu, bukan berarti masyarakat bisa bernapas lega. Hanage mengatakan, varian omicron memiliki kemampuan untuk menghindari pertahanan imun tubuh dan tingkat penularannya dinilai mengkhawatirkan.
"Bayangkan bila seluruh orang di dunia mengalami pilek di waktu yang sama, apa yang akan terjadi?" ujar Hanage.
Ahli vaksin, dr Paul Offit, mengatakan vaksin Covid-19 mungkin tidak begitu baik dalam mencegah gejala ringan. Akan tetapi, vaksin tetap berperan penting dalam menurunkan risiko perawatan di rumah sakit dan kematian.
Baca juga : Bagaimana Melindungi Diri dari Varian Omicron?
Varian omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada November. Kasus pertama varian omicron terdeteksi di AS pada 1 Desember 2021.