Ahad 26 Dec 2021 05:55 WIB

Pemulihan Pembelajaran, Pemerintah Tawarkan 4 Opsi Kurikulum

Perguruan Islam Al Iman mengapresiasi langkah pemerintah meyederhanakan kurikulum.

Red: Irwan Kelana
Plt  Kepala Pusat Kurikulum dan pembelajaran  Zulfikri Anas (kiri) menyampampaikan materi pada acara Pra-Sosialisasi Kebijakan Kemendikbudristek dalam rangka Pemulihan Pembelajaran yang diadakan  oleh Yayasan Perguruan Al Iman di Sekolah Islam Al Iman Citayam, Bojonggede, Bogor,  Sabtu (25/12).
Foto: Dok Sekolah Islam Al-Iman
Plt Kepala Pusat Kurikulum dan pembelajaran Zulfikri Anas (kiri) menyampampaikan materi pada acara Pra-Sosialisasi Kebijakan Kemendikbudristek dalam rangka Pemulihan Pembelajaran yang diadakan oleh Yayasan Perguruan Al Iman di Sekolah Islam Al Iman Citayam, Bojonggede, Bogor, Sabtu (25/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Plt  Kepala Pusat Kurikulum dan pembelajaran  Zulfikri Anas  menyampaikan ada empat opsi yang ditawarkan pemerintah dalam rangka pemulihan pembelajaran. Keempat opsi tersebut  secara resmi akan diluncurkan oleh  pemerintah pada  awal tahun 2022.

“Keempat opsi tersebut adalah: pertama, satuan pendidikan boleh menggunakan kurikulum 2013 secara utuh, kedua, satuan pendidikan boleh menggunakan kurikulum 2013 yang disederhanakan yang digunakan sebagai kurikulum di masa darurat; ketiga, satuan pendidikan boleh menggunakan kurikulum prototipe yang saat ini diimplementasikan secara terbatas di sekolah penggerak dan SMK Pusat Keunggulan; keempat, satuan pendidikan dapat menyederhanakan secara mandiri mengacu ke salah satu kurikulum di atas,” kata Zulfikri Anas dalam acara Pra-Sosialisasi Kebijakan Kemendikbudristek dalam rangka Pemulihan Pembelajaran yang diadakan  oleh Yayasan Perguruan Al Iman di Sekolah Islam Al Iman Citayam, Bojonggede, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (25/12).

Kegiatan ini sekaligus dalam rangka silaturahim antara pengurus Yayasan dengan para guru sebagai bagian dari kegiatan refleksi akhir tahun. Acara sosialisasi itu juga dihadiri oleh Ketua Yayasan Perguruan Al Iman Afrizal Sinaro.

Zulfikri menambahkan, untuk menjamin keadilan bagi peserta didik yang belajar melalui kurikulum yang berbeda-beda, pemerintah telah menyiapkan program pembinaan kepada sekolah-sekolah terlepas dari kurikulum mana yang mereka pilih.  “Kurikulum prototipe memiliki beberapa karakteristik utama yang mendukung pemulihan pembelajaran,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.