REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Soto mie merupakan kuliner khas Kota Bogor yang dicari masyarakat jika berkunjung ke Kota hujan ini. Makanan ini banyak dijual dan tersebar di seluruh Kota Bogor. Karena hal itu dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik dan Ilmu Pangan Halal Universitas Djuanda tergerak melakukan kegiatan pengabdian masyarakat (abdimas) yang berjudul 'Aplikasi Porcine Detection Kit dan PCR untuk Mendeteksi Cemaran Babi pada Produk Soto Mie Pendampingan Penerapan Sistem Jaminan Halal bagi Pedagang Soto Mie di Kota Bogor'.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi pedagang dalam mempersiapkan produknya di era wajib halal ini, dan umumnya memberikan kenyamanan batin bagi masyarakat yang menggemari soto mie.
Sampel soto mie diambil dari 18 pedagang yang berjualan di enam kecamatan di Kota Bogor. Pengujian sampel dilakukan menggunakan Porcine Detection Kit di Lab Halal LPPOM MUI. Hasil penelitian yang didapatkan memberikan kabar yang menggembirakan karena seluruh sampel yang di uji negatif dari protein babi. Dengan temuan ini, diharapkan pemerintah terkait dapat membantu pedagang soto mi di Kota Bogor untuk melakukan sertifikasi halal sehingga para UMK dapat menjalankan amanat UU No 33 Tahun 2014 yang mewajibkan produknya bersertifikat halal.
Hasil pengujian telah disampaikan kepada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Bogor. Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP). Drh. Wina, MA menyambut baik hasil pengabdian ini. "Dengan dilakukannya pengujian terhadap soto mi di Kota Bogor ini masyarakat tidak merasa khawatir ada kandungan babi pada produk tersebut".
Pelaksanaan Kegiatan ini didanai Sekretariat Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Tim pelaksana diketuai oleh Rosy Hutami, S.TP., M.Si dengan anggota Lia Amalia, S.T., SS., MT., Distya Riski Hapsari, S.TP., M.Sc, Siti Nurhalimah, S.TP., M.Si, Afrizal Araaf Majid, Sultan Guna Wibawa, Indri Nuraeni dan Delia Yustin yang merupakan dosen dan mahasiswa dari Program Studi Teknologi Pangan Universitas Djuanda Bogor.