REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Infeksi virus corona tidak mudah dihadapi oleh tubuh kita. Virus yang mulai berkembang biak di sistem pernapasan mempengaruhi beberapa organ yang menyebabkan komplikasi jangka panjang.
Kini, sebuah studi baru menunjukkan infeksi Covid-19 juga dapat menyebabkan penurunan jumlah dan motilitas sperma. Motilitas sperma adalah kemampuan sperma untuk bergerak secara efisien di dalam tubuh wanita.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Fertility and Sterility mengungkap jumlah dan motilitas sperma pria mungkin lebih rendah bahkan setelah dua bulan pulih dari infeksi Covid-19. Dilansir dari Times of India, Ahad (26/12), penelitian tersebut dilakukan terhadap 120 pria Belgia yang dinyatakan positif Covid-19 melalui tes PCR.
Untuk penelitian ini, para peserta harus bebas dari gejala utama Covid-19 setidaknya selama seminggu sebelum memulai penelitian. Usia rata-rata kelompok orang ini adalah antara 18 hingga 69 tahun dan sebagian besar sehat. Hanya 16 dari mereka yang memiliki penyakit penyerta yang bisa menempatkan mereka pada risiko infeksi Covid-19 yang parah.
Di akhir penelitian, terungkap delapan partisipan memiliki masalah kesuburan sebelum penelitian. Sebagian besar pria tidak memiliki infeksi parah dan hanya lima dari mereka yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19.
Para peserta diminta memberikan sampel sperma dan darah mereka. Selain itu, peserta studi juga harus mengisi kuesioner untuk memberikan perincian tentang gejala Covid-19 mereka.
Sampel pertama diambil setidaknya satu minggu dan rata-rata 53 hari setelah peserta pulih dari Covid-19. Penelitian pada dasarnya memeriksa dua hal dalam sampel sperma: motilitas sperma dan jumlah sperma.
Hasilnya, peneliti mengungkapkan sekitar 60 persen peserta memiliki motilitas sperma yang lebih rendah dari rata-rata selama bulan pertama setelah terinfeksi Covid-19. Sekitar 37 persen orang menderita masalah yang sama satu hingga dua bulan setelah terinfeksi virus corona dan 28 persen lebih dari itu.
Ini bukan studi pertama yang menyoroti dampak virus corona pada kesuburan pria. Dalam sebuah studi tahun 2020, para peneliti mendeteksi adanya virus corona dalam sperma pria yang terinfeksi virus tersebut.
Tetapi jumlah dan motilitas sperma yang rendah tidak berarti mandul. Tren ini hanya disaksikan selama beberapa bulan. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi kemungkinan ini.