Oleh : Qommarria Rostanti, Jurnalis Republika
REPUBLIKA.CO.ID, Termasuk jenis penonton yang manakah kamu? Suka atau sebal dengan spoiler? Saya termasuk kategori yang tidak menyukai spoiler.
Pengalaman tidak menyenangkan soal spoiler pernah saya alami ketika penayangan film Avengers: Endgame pada 2019. Kala itu, seseorang yang saya kenal sudah lebih dulu menonton film itu. Dengan entengnya dia berkata, “Sedih deh filmnya. Iron Man sama Black Widow mati”. Wow.
Kata spoiler belakangan kembali sering terdengar bersamaan dengan tayangnya film Spider-Man: No Way Home. Sejak 15 Desember, bioskop-bioskop di Indonesia dipenuhi penonton. Kursi-kursi studio yang menayangkan film Spider-Man: No Way Home laris tak bersisa hingga ke baris depan.
Tiket film sudah diburu bahkan sebelum filmnya tayang. Terjadi “perang pembelian tiket” di layanan pembelian tiket daring antara penikmat film. Tidak berlebihan rasanya bila dikatakan film Spider-Man: No Way Home membangkitkan kemeriahan bioskop yang dua tahun mati suri. Tak hanya di Indonesia, minat besar terhadap film ini juga terjadi di banyak negara di dunia. Spider-Man: No Way Home memecahkan rekor pendapatan terbesar yang rilis selama pandemi Covid-19 pada pekan pertama penayangannya. Dilansir di laman Collider beberapa waktu lalu, sinema ini meraup 253 juta dolar AS (sekitar Rp 3,64 triliun) dari 4.336 bioskop di Amerika Utara.
Sepanjang perilisan pada masa pandemi, belum ada film lain dengan pendapatan pekan pertama sebesar itu di Amerika. Angka tersebut menjadikan sinema besutan Sony ini sebagai film dengan pendapatan pembukaan terbesar ketiga. Posisi nomor satu ditempati Avengers: Endgame dengan pendapatan di pekan pertama penayangan sebesar 357 juta dolar AS (Rp 5,08 triliun-berdasarkan kurs saat ini). No Way Home mungkin bisa mengungguli pembukaan Endgame jika tidak diputar di tengah pandemi.
Pendapatan Spider-Man: No Way Home melebihi gabungan pendapatan pekan pertama film pendahulunya, Spider-Man: Homecoming dan Spider-Man: Far From Home. Pada debut penayangan, masing-masing menghasilkan 117 juta (1,67 triliun-berdasarkan kurs saat ini) dan 92 juta dolar AS (Rp 1,31 triliun-berdasarkan kurs saat ini). Di laman rating film, Spider-Man: No Way Home mendapat skor 94 persen di Rotten Tomatoes dan nilai 9 di IMDb.
Setelah menonton filmnya, saya pun paham mengapa film itu mendapat beragam ulasan positif. Bisa dibilang, itu adalah film “termegah” Spider-Man sejak dibintangi pertama kali oleh aktor Tobey Maguire.
Sayangnya, di tengah “kemegahan” itu, muncul hal tidak menyenangkan dari oknum-oknum jahil. Apalagi kalau bukan spoiler. Ada orang-orang yang dengan mudahnya menyebarkan spoiler.
Tak semua orang menganggap spoiler adalah hal biasa. Spoiler adalah hal menyebalkan. Spoiler membuat penonton kehilangan momen emosional maksimal dari klimaks film. Bagi saya pribadi, spoiler adalah tindakan meresahkan yang bisa merusak kesenangan.
Sejak Spider-Man: No Way Home tayang, saya sangat berhati-hati ketika membuka media sosial, khawatir mendapat spoiler. Tapi tetap saja, saya kecolongan.
Pernah suatu hari saya membuka akun Instagram salah satu bioskop di Jakarta. Saat itu, akun tersebut sedang mengunggah informasi mengenai tiket nonton Spider-Man. Saya kemudian membuka kolom komentar dan di sana lah spoiler berada. Beberapa netizen jahil menulis spoiler di tengah pertanyaan-pertanyaan netizen lain terkait penjualan tiket di akun itu.
Apa yang ditulis para warganet jahil itu? Saya tidak mau menuliskannya. Jika saya tulis, apa bedanya saya dengan para “tukang” spoiler itu?
Saran saya, bagi yang belum menonton film ini, abaikan semua unggahan di medsos tentang Spider-Man, terlebih lagi di Tiktok. Facebook dan Instagram cenderung membatasi jangkauanmu kepada siapa pun yang diikuti atau berteman. Sementara Youtube dan Tiktok menyerahkan kamu pada algoritme mereka.
Twitter, di sisi lain, memudahkan orang yang Anda ikuti untuk berbagi twit dan reaksi dari orang lain. Platform ini secara praktis dirancang untuk memperkuat konten paling menarik pada waktu tertentu. Bisa jadi, ketika kamu membuka Twitter, unggahan tentang Spider-Man: No Way Home yang pertama kali muncul di beranda.
Masalah spoiler tidak terbatas pada Twitter, platform lain seperti Youtube dan Tiktok memiliki masalah serupa. Adegan-adegan yang difilmkan secara ilegal masuk ke beranda tanpa permisi.
Dibandingkan Tiktok, Twitter sedikit lebih baik dalam menghindari spoiler. Pengguna dapat memanfaatkan filter bisu yang bisa memblokir kata atau frasa tertentu seperti Spider-Man, Peter Parker, atau kata apapun yang menurutmu berkaitan dengan film itu. Namun, filter ini hanya mencakup untuk format teks saja. Mengingat cukup banyak video maupun foto spoiler yang beredar, filter bisu tidak sepenuhnya membantu.
Platform media sosial belum benar-benar memiliki solusi untuk menindak spoiler. Ada orang-orang yang dengan bersemangatnya membicarakan plot film terbesar saat ini tanpa menghiraukan orang lain yang belum berkesempatan menontonnya. Barang kali juga ada orang yang tidak sengaja memberi spoiler. Orang-orang seperti ini tidak bermaksud jahat. Tindakannya itu mungkin lantaran terlalu antusias dengan “kemegahan” film.
Cukup sulit menyingkirkan spoiler dari film-film blockbuster. Hal ini sangat disadari oleh tim produksi Spider-Man: No Way Home. Kampanye antispoiler pun terus digencarkan. Menjelang penayangan, tim terus pada meminta penggemar untuk tidak merusak film atau memperingatkan mereka untuk menjauh dari medsos untuk menghindari pengungkapan yang tidak disengaja.
Para pemain Spider-Man yakni Tom Holland (Spider-Man/Peter Parker), Zendaya (MJ), Jacob Batalon (Ned), Benedict Cumberbatch (Doctor Strange), serta Sony dan Marvel memberikan pesan serupa untuk penonton yaitu “See it, don’t spoil it!”. Ya, silakan menikmati aksi Spider-Man dan ingat: jangan merusak kesenangan orang lain dengan spoiler.