Kamis 30 Dec 2021 05:46 WIB

Frugal Living Ala Sakinah Finance

Melakukan frugal living diharapkan diri ini akan terbiasa dengan gaya hidup sederhana

Founder Sakinah Finance Murniati Mukhlisin mengatakan, fokus utama dalam membiasakan frugal living adalah adanya niat dan tekad yang kuat dari semua anggota keluarga dalam menggapai ridha Allah SWT.
Foto: Istimewa
Founder Sakinah Finance Murniati Mukhlisin mengatakan, fokus utama dalam membiasakan frugal living adalah adanya niat dan tekad yang kuat dari semua anggota keluarga dalam menggapai ridha Allah SWT.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Murniati Mukhlisin dan Reza Jamilah Fikri, Sakinah Finance

 

Frugal living atau hidup hemat dengan mengutamakan hal-hal prioritas dalam hidup merupakan salah satu new economic lifestyle yang diyakini memiliki pengaruh baik terutama dalam mempercepat tercapainya impian keuangan. Jika pada masa-masa sebelumnya hidup hemat sering dikaitkan dengan keterpaksaan karena keadaan yang serba kekurangan atau pas-pasan, dengan frugal living sedikit-banyak mengangkat anggapan kebiasaan “hemat” sebagai kebiasaan yang semestinya dapat dilakukan semua orang tanpa memandang kondisi keuangan yang dialami. 

Frugal living ini sudah banyak dijalankan banyak artis dan tokoh terkemuka dunia. Sebut saja Leonardo DiCaprio yang hidup dengan kekayaan 262 juta dolar Amerika, Keanu Reeves 360 juta dolar Amerika hingga Mark Zuckerberg 115 miliar dolar Amerika. Di dalam negeri, artis Cinta Laura, Amanda Manopo, Angela Gilsha, dan Desi Anwar yang kabarnya juga menerapkan frugal living.

Dengan melakukan frugal living diharapkan diri ini akan terbiasa dengan gaya hidup sederhana sehingga tidak banyak terpengaruh adanya tren-tren yang tidak perlu (Fear of Missing Out/FOMO misalnya) dan lebih peka dengan dunia sekitar dengan lebih banyak mengalokasikan kelebihan harta untuk hal-hal yang lebih bermanfaat baik untuk dikembangkan dalam bentuk tabungan dan investasi maupun untuk amal dan terhindar dari gaya hidup You Only Live Once/YOLO.

Konsep Frugal Living jika dilihat dalam ajaran Islam maka kita dapat menemukannya dalam konsep dilarangnya tabzir dan israf serta menggaungkan sifat zuhud dan qanaah yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat. Dalam Islam kita dilarang untuk mengeluarkan harta untuk hal maksiat (bukan pada jalan yang benar) yang disebut dengan tabdzir atau mubadzir, kita juga dihimbau untuk tidak melakukan israf atau berlebihan dalam masalah harta maupun gaya hidup lainnya. Hal ini ditegaskan di dalam ayat berikut: “…janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros, karena orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan” (QS Al-Isra’ (17): 26-27). 

Sebaliknya sikap zuhud atau tidak mencintai dunia dan qanaah atau menerima atas segala yang telah diberikan oleh Allah SWT merupakan sikap yang semestinya dimiliki dan diamalkan dalam hidup seorang muslim agar dapat memanfaatkan apapun yang kita miliki dengan baik tanpa unsur kedzaliman baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk memulai frugal living ala Sakinah Finance adalah dengan membuat anggaran rumah tangga dengan beberapa prinsip:

Prinsip pertama, menyusun anggaran dengan partisipasi semua pihak dalam keluarga, baik secara aktif maupun pasif (misalnya, balita). Ini penting untuk mengakomodasi semua kebutuhan dan menciptakan rasa memiliki, sebagai forum menyampaikan aspirasi, dan menjadi ajang latihan pengelolaan keuangan dari usia dini. 

Kedua, menjadwalkan revisi anggaran berkala (misalnya di akhir tahun ini) lalu dimonitor dan dibandingkan dengan pengeluaran aktual. Sekiranya ada pengeluaran yang menyimpang atau melebihi anggaran, harus segera diambil tindakan pencegahan. Namun, kalau pengeluaran lebih sedikit, segera disisihkan jumlah yang lebih ke dalam bentuk simpanan.

Ketiga, mulailah dengan menghitung jumlah pendapatan yang akan diterima. Syarat utama dalam menghitung pendapatan adalah harus konservatif. Buat anggaran pendapatan yang realistis yang berasal dari sumber yang jelas. Misalnya hasil bisnis baru, pembayaran piutang oleh teman, bonus, gaji ke-13. 

Keempat, susunlah anggaran belanja secara komprehensif dan susun sesuai dengan prioritas. Kalau perlu, susunlah sesuai dengan skala prioritas tersebut, misalnya primer, sekunder, atau tersier. Dalam istilah agama, skalanya adalah dharuriyyat, hajiyyat, dan tahsiniyyat. Penyusunan dengan skala ini penting untuk menentukan mana yang benar-benar perlu dan mana yang bisa dikurangi atau dihilangkan, sekiranya budget kita defisit.

Kelima, anggaran belanja harus menampung unsur-unsur penting dalam hidup kita, seperti zakat, infaq, kebutuhan dapur, liburan, emergensi, dan hal lain yang mungkin sangat spesifik. Selain itu, untuk yang sudah menikah, perlu juga disepakati masing-masing suami dan istri memiliki daftar harta dan kewajiban sendiri, tentu saja bisa ditulis di dalam satu buku atau diketik dalam satu file. Hal ini sangat baik untuk membiasakan transparansi keuangan dalam keluarga yang dapat meningkatkan suasana harmonis. Manfaat lainnya adalah untuk saling mengingatkan kewajiban zakat atas harta yang dicatat juga berguna ketika menunaikan utang dan wasiat serta menghitung harta waris ketika salah satu pasangan meninggal dunia. 

Keenam, nikmati dan buatkan kegiatan ini menyenangkan. Kalau perlu, buat kompetisi di antara sesama anggota keluarga, misalnya siapa yang sangat taat dengan anggaran akan mendapatkan hadiah misalnya kado atau sesuatu yang disukai. 

Ketujuh, tentu saja yang terpenting adalah membangun disiplin dalam mematuhi dan melaksanakan apa yang sudah dianggarkan dan disepakati bersama. Oleh karena itu, fokus utama dalam membiasakan frugal living adalah adanya niat dan tekad yang kuat dari semua anggota keluarga dalam menggapai ridha Allah SWT. Wallahu a'lam bis-shawaab. Salam Sakinah!

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement