REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa liburan dan berbagai perayaan yang penuh suguhan makanan bisa memicu masalah pencernaan. Sebagian orang mengalami perut kembung, salah satu gejala yang paling umum dilaporkan.
Ahli gizi Inggris, Megan Rossi, mengatakan makanan yang disantap tidak sepenuhnya menjadi penyebab perut kembung. Kenyataannya, perut kembung juga dipengaruhi oleh gaya hidup seseorang secara keseluruhan.
Menurut Rossi, kuncinya adalah memahami tubuh dan pemicu kembung. Sederhananya, perut kembung adalah rasa tertekan yang meningkat di usus. Dalam beberapa kasus, ada tonjolan berisi udara yang terlihat.
Kembung intermiten yang datang dan pergi selama sehari lebih umum terjadi dan biasanya dapat diatasi dengan memperbaiki pola makan. Sementara, kembung yang terus menerus sebaiknya ditangani dengan konsultasi dokter.
Rossi menyebutkan sejumlah pemicu perut kembung yang paling umum. Tidak mengunyah makanan secara menyeluruh, stres, intoleransi makanan, dan paparan angin berlebih termasuk beberapa di antaranya.
"Penting untuk diingat bahwa kembung sesekali benar-benar normal, terutama setelah makan besar atau asupan serat ekstra. Sedikit kembung setelah makan tinggi serat adalah hal yang baik, itu pertanda mikroba usus melakukan tugasnya," ungkap Rossi.
Penulis buku Eat More, Live Well itu memberikan kiat untuk meringankan perut kembung. Pertama, kunyah makanan dengan baik (10-20 kunyahan per suap) supaya tubuh melepaskan enzim yang membantu proses pencernaan.
Hasilnya, terjadi penyerapan nutrisi yang lebih baik dan mengurangi ketegangan pada perut selama proses metabolisme. Saran selanjutnya, makanlah dalam porsi kecil tetapi lebih sering agar metabolisme efisien.
Anjuran lain adalah melakukan peregangan lembut dan mengusap perut perlahan dengan gerakan memutar. Selain itu, hindari memakai pakaian ketat karena bisa menambahkan tekanan yang tidak perlu ke perut.
Pastikan juga tidak memiliki intoleransi terhadap makanan tertentu. Penyebab kembung seperti penyakit celiac dapat dilakukan dengan tes darah sederhana.
Jangan sepelekan sinyal tubuh serta tuliskan buku harian makanan untuk melacak gejala apapun yang terjadi saat makan sesuatu. Tindakan ekstra perlu diambil apabila kembung disertai dengan sejumlah gejala.
Perempuan yang menggagas The Gut Health Doctor itu menyebutkan beberapa gejala mencemaskan. Penurunan berat badan yang drastis, ada darah saat buang air besar, serta kadar zat besi yang rendah patut diwaspadai.
"Jika ada riwayat kanker serviks atau usus besar di antara keluarga serta penyakit radang usus atau penyakit celiac, Anda harus segera mengunjungi dokter umum," tutur Rossi, dikutip dari laman Grazia Daily, Selasa (4/1).