Selasa 04 Jan 2022 11:13 WIB

Mengenal 'Matahari Buatan' China, 10 Kali Lebih Panas dari Matahari Asli

Matahari artificial Cina mencapai suhu 70 juta derajat Celcius selama 1.956 detik.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
China memasang reaktor Tokamak HL-2M yang menghasilkan panas lebih dari 200 juta derajat Celcius.
Foto: phys
China memasang reaktor Tokamak HL-2M yang menghasilkan panas lebih dari 200 juta derajat Celcius.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China telah membuat matahari artificial. Matahari itu memiliki suhu 10 kali lebih panas dibandingkan matahari asli.

Reaktor energi fusi milik China telah berjalan selama 1.056 detik pada 70 juta derajat Celcius. Ini adalah durasi terlama reaktor China’s Experimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) saat ini. Sistem ini dikembangkan oleh China National Nuclear Corporation (CNNC).

Baca Juga

‘Matahari Buatan’ yang disebut HL-2M, adalah reaktor fusi di Southwestern Institute of Physics (SWIP) di Chengdu. Reaktor menghasilkan tenaga dengan menerapkan medan magnet yang kuat ke hidrogen untuk mengompresnya hingga menciptakan plasma yang dapat mencapai suhu lebih dari 150 juta derajat Celcius.

Dilansir dari Eurasian Times, Selasa (4/1/2022), suhu ini 10 kali lebih panas dari inti matahari dan menghasilkan sejumlah besar energi ketika atom melebur bersama. Plasma terkandung dengan magnet dan teknologi supercooling. Tokamak adalah salah satu dari beberapa jenis perangkat kurungan magnetik yang dikembangkan untuk menghasilkan daya fusi termonuklir yang terkontrol.

EAST mencetak rekor sebelumnya pada Mei 2021 lalu, berjalan selama 101 detik pada suhu 120 juta derajat celcius. Yang terbaru datang setelah diumumkan pekan lalu bahwa putaran baru pengujian akan dilakukan oleh Institute of Plasma Physics di bawah Chinese Academy of Sciences (ASIPP).

Gong Xianzu, peneliti di Institute of Plasma Physics dari Chinese Academy of Sciences mengatakan Operasi baru-baru ini meletakkan dasar ilmiah dan eksperimental yang kuat menuju pengoperasian reaktor fusi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement