Kamis 06 Jan 2022 00:19 WIB

Amnesia Digital Mengintai Kelompok Usia 40-50 Tahun, Cara Mengatasinya?

Ketergantungan terhadap teknologi dapat memicu terjadinya amnesia digital.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Pengguna ponsel cerdas (Ilustrasi). Amnesia digital mengintai pengguna ponsel cerdas berusia 40-50 tahun.
Foto: AP/Mark Schiefelbein
Pengguna ponsel cerdas (Ilustrasi). Amnesia digital mengintai pengguna ponsel cerdas berusia 40-50 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adalah wajar jika sekali-kali kita tidak ingat di mana meletakkan kunci mobil atau lupa suatu kejadian. Sebab, otak memproses sesuatu secara berbeda dan sebagian besar memungkinkan kita untuk mengingat momen yang dianggap penting.

Lalu, bagaimana jika seseorang terlalu sering lupa, terutama ketika mereka masih muda? Konsultan ahli saraf di RS Fortis SL Raheja di India, dr Kaustubh Mahajan, mengatakan, ada banyak faktor yang bertanggung jawab atas meningkatnya jumlah anak muda yang mengalami memory loss.

Baca Juga

Beberapa di antaranya dapat dikaitkan dengan konsekuensi hidup dalam pandemi di mana orang telah mengalami tekanan ekstrem, penyakit, dan isolasi. Peningkatan waktu layar karena bekerja dari rumah juga dapat berperan.

"Kekurangan makanan, kurang tidur dan beberapa obat juga dapat menyebabkan Anda sering lupa," kata dr Mahajan.

Menurut dr Mahajan, saat ini, kian banyak orang dalam kelompok usia 40-50 tahun yang mengeluhkan masalah kehilangan memori dan peningkatan lupa yang menyebabkan gangguan kognitif ringan. Mahajan kemudian menyinggung tentang digital amnesia, sebuah fenomena di mana otak dengan cepat kehilangan kemampuan untuk mengingat karena kita menjadi semakin bergantung pada teknologi untuk menyimpan data.

Dr Mahajan memperingatkan bahwa kecanduan smartphone dapat merusak kemampuan otak kita untuk menyimpan informasi baru dan membentuk ingatan baru. Distraksi adalah salah satu faktor kunci dalam hal ini.

"Ketika sibuk multitasking di smartphone, kita hanya setengah fokus untuk mempelajari keterampilan baru. Informasi tersebut tidak mungkin disimpan dalam memori jangka panjang kita," jelas dr Mahajan.

Kecanduan gawai juga bisa mengganggu tidur. Sementara untuk mendetoksifikasi otak, tubuh perlu tidur nyenyak. Baru pada saat itulah otak terlibat dalam pemangkasan sinaptik--proses memberi ruang bagi informasi baru dengan memangkas informasi lama.

photo
Kenali gejala Alzheimer. - (Republika)

"Ketika tidur terganggu, pemangkasan sinaptik tidak dapat terjadi, sehingga mengganggu kemampuan kita untuk menyimpan informasi baru dan membentuk ingatan baru," jelas dia.

Lalu, bagaimana cara mengatasi amnesia digital? Berikut beberapa tip yang dibagikan oleh dr Mahajan, seperti dilansir The Indian Express, Rabu (5/1/2022).

1. Jangan membawa ponsel ke tempat tidur di malam hari.

2. Matikan notifikasi dan uninstall/offload semua aplikasi yang tidak penting.

3. Alih-alih menggunakan GPS di mana-mana, cetak peta arah Google dan cobalah untuk menggunakan itu untuk sampai ke tujuan.

4. Jadwalkan hari bebas gawai setidaknya satu hari dalam sepekan.

5. Potensi risiko pada otak dapat diminimalisir dengan menggunakan headphone atau loud speaker saat menelepon, terutama saat kualitas jaringan rendah dan ponsel berfungsi secara maksimal.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement