Rabu 05 Jan 2022 16:58 WIB

Tanda-Tanda Anda Mulai Mengalami Memory Loss

Memory loss atau hilang memori merupakan sebuah proses yang rumit.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Tanda-tanda Anda mengalami memory loss (ilusrasi).
Foto: www.freepik.com.
Tanda-tanda Anda mengalami memory loss (ilusrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melupakan sesuatu sesekali merupakan hal normal. Namun, apabila Anda sering melupakan sesuatu, maka dikhawatirkan bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.

Memory loss atau hilang memori merupakan sebuah proses yang rumit. Namun secara umum, kondisi ini disebabkan oleh hilangnya neuron atau sel saraf di otak.

Baca Juga

"Daya ingat kita bergantung pada jaringan neuron di area-area otak spesifik yang membuat dan menjaga koneksi," ujar Associate Professor di bidang ilmu kedokteran, dr Allison Reiss, dari NYU Long Island School of Medicine, seperti dilansir di Eat This Not That, Rabu (5/1/2022).

Kemampuan untuk membentuk ingatan atau memori membutuhkan neuron yang sehat dan aliran darah, oksigen, serta nutrisi yang abik di otak. Bila neuron-neuron ini mati, daya ingat akan mulai terganggu. Ada banyak hal yang bisa memicu kematian neuron, seperti penyakit Alzheimer, toksin, hingga perdarahan atau penumbatan di pembuluh darah otak.

"Otak kita sangat fleksibel dan elastis, serta bisa mengompensasi hingga taraf tertentu, tetapi ketika sejumlah neuron yang substansial mengalami kematian, kehilangan memori menjadi signifikan dan mempengaruhi fungsi kita sehari-hari," jelas dr Reiss.

Kehilangan memori bisa terjadi secara bertahap dan samar pada mulanya. Oleh karena itu, agak sulit untuk membedakan kehilangan memori dengan lupa biasa. Namun ada sedikit petunjuk yang bisa membedakan keduanya.

Seseorang patut mewaspadai kemungkinan kehilangan memori bila melupakan sesuatu yang penting dan mendasar, yang sebenarnya mudah dan umum. Misalnya, lupa bagaimana cara memasak suatu resep yang sering dibuat berulang kali, lupa cara menjahit, atau lupa cara mengisi bensin mobil.

Kehilangan memori juga patut diwaspadai bila seseorang tak bisa mengingat nama orang yang dekat denganya. Bertanya akan satu hal yang sama berulang kali karena lupa sudah menanyakan hal tersebut juga patut dicurigai sebagai tanda kehilangan memori.

Tanda kehilangan memori lain adalah mengalami disorientasi di lingkungan tempat tinggal sendiri. Orang yang kehilangan memori juga bisa lupa apakah mereka sudah makan atau belum, maupun sudah minum obat atau belum.

"Dan ini terjadi dengan sering," kata dr Reiss.

Untuk mencegah kehilangan memori, dr Reiss mengatakan salah satu yang penting untuk dilakukan adalah menjaga fungsi otak. Otak bisa berfungsi dengan baik bila mendapatkan nutrisi dan oksigen yang cukup.

"Kita ingin aliran darah yang baik, jadi kesehatan jantung penting bagi kesehatan otak dan daya ingat yang baik," jawab dr Reiss.

Untuk mencapainya, dr Reiss menilai ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Sebagian di antarnaya adalah mendapatkan asupan bergizi, berolahraga aerobik rutin, mengontrol tekanan darah dan gula darah, serta menghindari rokok atau produk tembakau.

Dr Reiss mengatakan, akan jauh lebih baik mendapatkan asupan vitamin dan mineral dari makanan, dibandingkan dari suplemen. Namun terkadang, sebagian orang kesulitan untuk memenuhi beberapa kebutuhan vitamin dan mineral mereka dari makanan. Misalnya, asupan vitamin D di musim dingin atau pada saat tak ada paparan sinar matahari yang cukup. Dalam kondisi seperti ini, dr Reiss akan merekomendasikan suplemen.

"Interaksi sosial dan belajar sepanjang masa juga sangat baik untuk daya ingat," ujar dr Reiss.

Bagi yang mengalami depresi, dr Reiss menyarankan agar masalah tersebut bisa ditangani dengan serius. Hal yang tak kalah penting adalah tidur cukup dan menyempatkan diri untuk menghabiskan waktu di ruang terbuka setiap hari.

"Kelola stres dan kecemasan, dan luangkan waktu untuk relaksasi, cari bantuan bila dirasa perlu," ujar dr Reiss.

Ahli neurologi, dr Afra Janarious, mengatakan, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin samar tanda hilang memori yang mungkin muncul. Sebagai contoh, ahli bedah saraf atau ilmuwan roket bisa menjalani tes daya ingat sederhana dengan sempurna meski kemampuan kognitif mereka sudah mengalami penurunan.

"Untuk orang-orang yang berpendidikan tinggi, tes neuropsikologi yang sangat terperinci sering kali diperlukan untuk menilai disfungsi kognitif dengan tepat," ujar dr Janarious.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement