REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Direktorat Perencanaan, Pemonitoran dan Evaluasi IPB University menggelar acara Pemaparan Laporan Kinerja Tahun 2021 di IPB International Convention Center (IICC), Bogor, Selasa (4/1).
Dalam sambutannya, Rektor IPB University, Prof Arif Satria mengapresiasi kinerja, karya dan prestasi semua unit karena telah bekerja keras dalam memajukan IPB University.
"Alhamdulillah tahun 2021 ini luar biasa. Di tengah pandemi Covid-19 kita masih terus bergairah, aktif dan produktif serta bisa beradaptasi terhadap perubahan yang saat ini telah terjadi,” ungkapya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Dalam kesempatan ini, Prof Arif memberikan pandangan terkait capaian secara kuantitatif yang dievaluasi dengan sistem manajemen kinerja (SIMAKER). “Indikator kinerja dinilai dari kualitas lulusan, reputasi, kualitas manajemen, kontribusi dan kinerja dosen. Pada posisi ini, capaian kinerja IPB University tahun 2021 sebesar 79,23 persen karena ukurannya kita rombak total dengan menyesuaikan Indikator Kinerja Utama (IKU),” ucapnya.
Prof Arif menjelaskan indikator kinerja yang pertama yakni kualitas lulusan. Menurutnya, persentase lulusan yang melanjutkan studi, mendapatkan pekerjaan atau menjadi wiraswasta dengan penghasilan cukup mencapai 34,84 persen. Hal ini dikarenakan adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan rekrutmen dan lapangan kerja menjadi terbatas.
“Sedangkan, untuk jumlah prestasi mahasiswa pada kejuaran tingkat nasional maupun internasional mencapai 1.585 atau sekitar 417,11 persen, melebihi dari target yang hanya sebesar 380 prestasi,” ungkapnya.
Sementara itu, lanjutnya, tentang reputasi, peringkat IPB University di QS World University Ranking by Subject (Agriculture and Forestry) berada di ranking 62. Untuk kualitas manajemen, jumlah program studi (prodi) IPB University yang terakreditasi internasional, baru 17 dari target sebanyak 28 prodi.
“Sedangkan, untuk opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan, IPB University mendapatkan nilai 100 persen,” ucapnya.
Untuk indikator kontribusi, Prof Arif mengatakan bahwa jumlah inovasi yang dikomersialkan mencapai 152 persen.
“Sedangkan, jumlah keluaran penelitian atau pengabdian atau naskah kebijakan yang mendapat rekognisi internasional yang dimanfaatkan oleh masyarakat atau pemerintah mencapai 90,67 persen,” ujarnya.
Untuk indikator yang dinilai dari kinerja dosen, lanjutnya, jumlah publikasi internasional terindeks scopus per dosen mendapatkan persentase 74,17 persen. Publikasi internasional terindeks global non scopus per dosen memiliki persentae 51 persen dan jumlah publikasi nasional terindeks SINTA mencapai 58 persen.