REPUBLIKA.CO.ID, SIPRUS -- Seorang ilmuwan Siprus Leonidos Kostrikis menyangkal varian deltacron yang ditemukannya merupakan hasil kontaminasi laboratorium. Dia mengatakan kepada Bloomberg dalam sebuah pernyataan surat elektronik pada Ahad (9/1/2022) bahwa 25 kasus yang telah dia identifikasi menunjukkan adanya tekanan evolusioner di strain pendahulu SARS-CoV-2 hingga terciptalah mutasi ini.
"Deltacron bukan hasil suatu peristiwa rekombinasi," kata Kostrikis yang juga kepala Laboratorium Bioteknologi dan Virologi Molekuler Siprus, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Senin (10/1/2022).
Kostrikis menjelaskan, infeksi deltacron lebih tinggi di antara pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit daripada di antara pasien yang tidak dirawat di rumah sakit. Hal itu membuat hipotesis kontaminasi dapat dikesampingkan, menurut Kostrikis.
Terlebih lagi, sampel diproses dalam beberapa prosedur pengurutan di lebih dari satu negara. Kostrikis menyebut, setidaknya satu urutan dari Israel yang disimpan dalam database global menunjukkan karakteristik genetik deltacron.
"Temuan ini membantah pernyataan yang tidak berdokumen bahwa deltacron adalah hasil sebuah kesalahan teknis," ujar Kostrikis yang juga seorang profesor ilmu biologi di University of Cyprus.
Gen virus menentukan bentuk protein yang melakukan sejumlah tugas spesifik. Omicron dan delta masing-masing memiliki mutasi pada spike protein yang memengaruhi kemampuannya untuk memasuki sel manusia, dengan omicron menjadi lebih menular sebagai hasilnya.
Seorang profesor genomik mikroba di University of Birmingham, Inggris, Nick Loman, yang mempelajari virus corona mengatakan, bentuk virus rekombinan dapat muncul ketika ada beberapa varian patogen yang beredar. Bentuk rekombinan delta dan omicron tidak akan sepenuhnya mengejutkan.
"Akan tetapi, temuan dari Siprus lebih mungkin merupakan "artefak teknis" yang muncul dalam proses pengurutan genom virus," katanya.
Philenews melaporkan, Menteri Kesehatan Siprus Michael Hadjipantela mengatakan pada Ahad bahwa varian baru tidak menjadi perhatian. Keterangan detil lebih lanjut akan diberikan di konferensi pers pekan ini.
Pakar Covid-19 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Krutika Kuppali, mengatakan bahwa deltacron tidak nyata. Ia mengungkapkan bahwa kemungkinan ini hanyalah hasil kontaminasi di laboratorium dari fragmen urutan omicron dalam spesimen delta.
Sementara itu, ahli virologi di Imperial College, Tom Peacock, juga mengatakan bahwa deltacron tidak nyata. Ia menyebut bahwa ini tidak sesuai dengan kriteria dari varian baru.