Rabu 12 Jan 2022 16:00 WIB

Mayoritas Pasien Covid-19 yang Perlu Bantuan Oksigen Belum Divaksinasi

Vaksin Covid-19 memang tidak dapat melindungi 100 persen, tapi dapat cegah keparahan.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
 Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada seorang remaja di New Delhi, India, Rabu, 5 Januari 2022. Brihanmumbai Municipal Corporation di India mengungkapkan, 98 persen pasien Covid-19 yang memerlukan bantuan oksigen di rumah sakit belum divaksinasi.
Foto: AP/Shonal Ganguly
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada seorang remaja di New Delhi, India, Rabu, 5 Januari 2022. Brihanmumbai Municipal Corporation di India mengungkapkan, 98 persen pasien Covid-19 yang memerlukan bantuan oksigen di rumah sakit belum divaksinasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mayoritas pasien Covid-19 (98 persen) yang memerlukan bantuan oksigen di rumah sakit kota adalah orang yang sama sekali belum mendapatkan vaksin Covid-19. Brihanmumbai Municipal Corporation di India mengungkapkan hal tersebut untuk menyoroti pentingnya vaksinasi untuk mengurangi keparahan infeksi.

"Vaksinasi mengarah pada pembentukan antibodi dalam tubuh kita," ucap Direktur Pulmonologi, Rumah Sakit Fortis Escorts, Faridabad, di India, dr Ravi Shekhar Jha, dilansir Indian Express, Selasa (11/1/2022).

Baca Juga

Antibodi mulai beraksi setelah virus masuk ke dalam tubuh. Jika seseorang divaksinasi dan terinfeksi, kemungkinan terkena Covid-19 yang parah berkurang drastis.

Dr Ravi mengatakan, vaksin juga menjadi satu-satunya hal yang dapat mencegah virus masuk ke dalam tubuh. Meskipun mungkin tidak memberikan perlindungan 100 persen terhadap virus, vaksinasi pasti membantu mengurangi keparahan penyakit.

"Vaksinasi meningkatkan respons imun dalam tubuh dengan produksi antibodi IgG yang bersifat protektif," kata dr Ravi.

Konsultan Senior, Mikrobiologi, Institut Medis Tindakan Sri Balaji, dr Jyoti Mutta, mengungkapkan hal senada. Selama gelombang kedua Covid-19 di India, semua orang telah menerima dua dosis vaksin dan saat terinfeksi gejalanya lebih ringan.

"Durasi perlindungan (dengan vaksin Covid-19) berlangsung selama tiga hingga enam bulan, itu sebabnya dosis booster sangat penting," ungkap dr Jyoti.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement