Kamis 13 Jan 2022 15:09 WIB

Ibu Hamil Mandi Air Panas, Bolehkah?

Mencermati suhu air saat mandi selama kehamilan sangat penting.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Mencermati suhu air saat mandi selama kehamilan sangat penting.
Foto: Pixabay
Mencermati suhu air saat mandi selama kehamilan sangat penting.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mencermati suhu air saat mandi selama kehamilan sangat penting. Mandi dengan air yang terlalu panas tidak aman bagi ibu hamil, tetapi mandi dengan air hangat dapat memberikan beberapa manfaat.

"Ini karena ketika ibu hamil kepanasan (hipertermia) berpotensi menyebabkan masalah pada bayi dalam kandungan," ungkap dokter umum keluarga, Abigail Brun, dikutip dari laman Made for Mums, Kamis (13/1/2022).

Baca Juga

Brun menjelaskan, overheating paling berbahaya bagi ibu hamil selama trimester pertama, terutama enam pekan awal. Jika suhu tubuh melebihi 39,2 derajat Celsius, saat itulah masalah dapat muncul.

Panduan mudahnya, suhu mandi sebaiknya tidak melebihi suhu normal tubuh, yaitu 37 derajat Celsius. Royal College of Obstetricians and Gynecologists (RCOG) menyarankan untuk tidak berendam lebih dari 10 menit.

Peningkatan suhu tubuh berlebihan dapat menyebabkan penurunan tekanan darah. Kondisi itu membawa risiko pengurangan jumlah oksigen dan nutrisi yang bisa didapat bayi sehingga berpotensi menyebabkan keguguran.

Studi dengan fauna menemukan hubungan antara suhu tubuh yang terlalu panas selama kehamilan dan cacat lahir pada keturunan, terutama selama awal kehamilan. Overheating juga ditengarai memengaruhi perkembangan otak dan tulang belakang bayi, yang menyebabkan cacat tabung saraf, selain risiko bayi mengidap cacat jantung.

Selain itu, mandi dengan air yang terlalu panas bisa membuat ibu hamil pusing hingga pingsan. Sauna juga bukan tempat yang aman bagi ibu hamil karena biasanya menerapkan suhu tinggi yang konstan.

Saat berenang atau mengikuti kelas aqua antenatal, suhu kolam tidak boleh melebihi 32 derajat Celsius. Pasalnya, saat berolahraga suhu tubuh lekas naik. Jika airnya terlalu panas, tubuh tidak bisa berkeringat.

Sementara, ibu hamil yang berendam di kolam dangkal untuk bersantai (kolam hidroterapi), suhunya tidak boleh lebih dari 35 derajat Celsius. Pertanyaan lain, bolehkah ibu hamil mandi menggunakan minyak khusus?

Menurut Brun, penggunaan minyak aromatik khusus yang berlebihan tidak disarankan. Sejumlah studi menunjukkan minyak aromaterapi melati dan Clary Sage bisa memicu kontraksi rahim.

Brun merekomendasikan untuk memperhatikan produk mandi dan sabun yang digunakan. Pilih sabun yang tidak mengiritasi kulit karena kehamilan bisa membuat kulit menjadi lebih sensitif dari biasanya.

"Beberapa perempuan menemukan bahwa mandi busa dan pemakaian sabun menyebabkan iritasi atau nyeri di sekitar vagina. Sariawan yang sering terjadi selama kehamilan juga dapat diperparah oleh iritan akibat terlalu banyak sabun atau mandi busa," tutur Brun.

Saran dari Brun, ibu hamil bisa mandi menggunakan emolien sebagai pengganti sabun. Akan tetapi, secara umum produk mandi tidak dapat membahayakan bayi di dalam rahim yang dilindungi oleh cairan ketuban.

Secara umum, mandi air hangat punya efek positif bagi ibu hamil. Pertama, membantu mengurangi stres dan membuat ibu hamil merasa rileks selama awal kehamilan. Pada rentang waktu tersebut, banyak ibu hamil merasa cemas.

Manfaat kedua yakni menghilangkan rasa nyeri, salah satunya meredakan sakit punggung. Mandi air hangat dengan gelembung mandi membuat tubuh merasa nyaman dan berbagai nyeri terasa sedikit ringan.

Selain itu, mandi air hangat bisa menenangkan tubuh selama persalinan. "Sangat membantu pada tahap awal persalinan karena dapat mengurangi rasa sakit kontraksi," ujar Brun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement